Bak Petir di Siang Bolong, Ahli Sebut Jenis Virus Corona di Indonesia Tak Masuk Kategori yang Ada di Dunia, Pembuatan Vaksin Sia-Sia?

Jumat, 05 Juni 2020 | 15:01
kompas.com

Ilustrasi virus corona.

GridStar.ID - Virus corona yang ada di Indonesia tak masuk katagori yang ada di dunia.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menyatakan tiga jenis virus corona di Indonesia tidak masuk kelompok besar S, G.

Amin mengatakan, Eijkman sebelumnya telah mengirim tujuh whole genome sequencing (WGS) virus corona dari Indonesia ke lembaga Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID).

Baca Juga: Bak Angin Segar, Angka Positif Covid-19 Terus Merosot Usai Berbulan-bulan di Rumah Aja, Anies Baswedan Beberkan Data Penyebaran Corona: Paling Drastis Turun Bulan Maret dan April

"Nah tiga dari tujuh WGS yang dikirim Eijkman itu tidak termasuk S, G, maupun V, sehingga sementara ini dikelompokkan sebagai others (jenis lain)," kata Amin saat dihubungi Kompas.com, Kamis (04/06).

Perlu untuk diketahui, GISAID adalah bank data influenza di dunia yang bertugas mengumpulkan semua virus flu.

Tak hanya itu, GISAID juga melakukan penelitian terhadap virus penyebab Covid-19.

Baca Juga: Usai Berhasil Tekan Angka Kasus Corona, Ridwan Kamil Tepok Jidat Sindir Kelakuan Warganya Selama di Rumah Saja saat Pandemi: Mohon Para Suami Rada Diselowkan!

"Ada tiga virus Indonesia yang sejak awal dilaporkan tidak termasuk dalam kelompok besar yang ada di dunia ini menurut GISAID," ujar Amin.

Tiga WGS virus Indonesia tadi, lanjutnya, bila berdasarkan NEXTSTRAIN masuk dalam kelompok 19A.

"Artinya kelompok A yang sudah ada sejak tahun 2019," papar Amin.

shutterstock

Ilustrasi pasien covid-19

Baca Juga: 100 Orang Bersenjata Tajam Nekat Datangi Rumah Sakit Ambil Paksa Jenazah PDP Corona, Buat Pengurus Rumah Sakit Geleng-geleng Kepala dan hanya Bisa Pasrah

Ketika disinggung berapa jenis virus corona yang saat ini ada di Indonesia, Amin tidak bisa menjawab dengan pasti.

Pasalnya, saat ini baru sedikit strain atau jenis virus corona yang di-submit.

"Untuk berapa jenisnya, saat ini masih sedikit yang di-submit. Dari Eijkman baru 7 yang di submit, dari Unair baru 2, yang lainnya baru proses karena belum lengkap," jelas dia.

Baca Juga: Surabaya Berstatus Zona Hitam hingga Dijuluki Wuhan ke Dua, Tri Rismaharini Justru Dibanjiri Pujian dari Ketua Gugus Covid-19 karena Hal Ini

"Yang dari Unair, kalau enggak salah 1 di antaranya itu masuk di kelompok G," imbuhnya.

Dikonfirmasi terpisah, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menyatakan bahwa hal ini mengindikasikan virus corona terus bermutasi.

"Jadi kita ingin melihat polanya. Apakah mutasinya di Indonesia atau di luar Indonesia, ini penting," kata Pandu.

kompas.com
kompas.com

ilustrasi vaksin virus corona

Baca Juga: Surabaya Menghitam Pekat 4 Hari Terakhir, Terkuak Biang Kerok Jumlah Pasien Positif Corona di Kota Pahlawan Melonjak Tajam, Masihkah Ada Harapan?

Lebih lanjut, hal ini juga menuntut dalam pembuatan vaksin harus mengantisipasi semua jenis virus corona yang ada.

Pandu mengungkapkan, nantinya vaksin tak hanya diperuntukkan di Indonesia, namun juga untuk seluruh dunia.

"Bukan hanya virus yang ada di Indonesia, bukan berarti Indonesia buat vaksin untuk Indonesia, enggak. Tapi juga untuk semua jenis virus corona yang ada di dunia," terang dia.

Baca Juga: Baru Saja Bernapas Lega Perjuangannya Perangi Wabah Corona Berbuah Manis, Ridwan Kamil Harus Elus Dada dengan Kelakuan Warga Jawa Barat, Ada Apa?

Oleh sebab itu, menurut Pandu pembuatan vaksin harus dilakukan secara global.

Tidak mungkin satu negara membuat vaksin sendiri-sendiri.

Terlepas dari itu, Pandu menilai usaha dari Indonesia dalam melaporkan jenis-jenis virus corona sudah tepat.

(*)

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya