Nasib Satgas Covid-19 Diusir, Dicaci, dan Diancam Saat Akan Jemput Warga Positif Virus Corona, Pasien: Buat Apa Ngamuk?

Jumat, 29 Mei 2020 | 16:45
KOMPAS.COM

Satgas Covid-19 kadang diancam, dicaci, dan diusir saat akan jemput pasien positif virus corona.

GridStar.ID – Memang tak mudah jadi bagian dari Satgas Covid-19.

Ada saja kejadian yang harus dihadapi saat akan menjemput warga yang dinyatakan positif virus corona.

Mulai diusir, dicaci, bahkan diancam oleh pasien maupun keluarganya.

Baca Juga: Dilarang Mudik, Perempuan Ini Nekat Berjalan Kaki Menuju Kampung Halamannya Hingga Pingsan, Satgas Covid-19 Bergerak

Seperti dilansir Kompas.com, berbagai kejadian itu cukup menggambarkan bagaimana nasib Satgas Covid-19 selama ini.

Misalnya saja yang dialami Satgas Covid-19 di Pamekasan, Madura.

Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB, Satgas Covid-19 sudah datang dengan pakaian hazmat lengkap.

Baca Juga: Dipuji WHO karena Cekatan Atasi Wabah Corona hingga Masyarakatnya Kembali Hidup Normal, Korea Selatan Alami Lonjakan Pasien Covid-19 dan Berencana Lockdown

Mereka tetap bertahan di halaman rumah warga yang dinyatakan positif Covid-19, di salah satu desa di Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan.

Mereka belum mampu membujuk warga yang positif untuk diisolasi di rumah sakit.

Babinkamtibmas dan Babinsa setempat, masih negosiasi dengan pihak keluarga agar pasien Covid-19, diperkenankan untuk diisolasi di rumah sakit setelah hasil swab positif.

Baca Juga: Bak Instan Karma! Gara-Gara Rakus Harta Benda, Pencuri Ini Nekat Gondol Ponsel Pasien Covid-19, Ujung-ujungnya Tak Bisa Berkutik Diisolasi di Rumah Sakit!

Anggota Satgas yang datang pertama kali pukul 16.00 WIB untuk membawa pasien, disambut dengan perlawanan dari keluarga.

Pihak keluarga bersikukuh bahwa anggota keluarganya tidak positif Covid-19, namun sakit biasa.

Padahal, Satgas sudah memberikan waktu untuk isolasi mandiri selama 14 hari sambil menunggu hasil swab kepada pasien yang sebelumnya bekerja sebagai tukang gigi di Makassar itu.

Baca Juga: Dianggap Sebagai Pesan Tuhan untuk Tetap di Rumah, Asap Hitam Tanpa Henti Mengepul Saat Mayat Pasien Covid-19 Dikremasi dan Turun Hujan Es Berbentuk Virus Corona di Kota Ini

Satgas yang datang diancam dengan senjata tajam dan diusir dari rumah warga. Selain diancam dan diusir, Satgas juga dicaci dengan kata-kata kotor.

Untuk menghindari ketegangan, Satgas kemudian meminta bantuan kepada Babinsa, Babinkamtibmas dan kepala desa setempat.

Setelah menunggu 7 jam, para aparat itu berhasil membujuk pasien dan Satgas bisa membawa pasien ke rumah sakit.

Baca Juga: Rakyat Indonesia Perlu Belajar dari Sini! Negara Ini Langsung Masuk Peringkat 5 Terparah Setelah Presidennya Remehkan Covid-19

"Begitulah sebagian kisah Satgas Covid-19 Pamekasan ketika hendak mengevakuasi pasien positif dari rumahnya ke rumah sakit," kata Ketua Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan, Syaiful Hidayat, Jumat (29/5).

Selain menerima ancaman menggunakan senjata tajam dan cacian dengan kata-kata kotor, ada pula pasien yang bersembunyi di rumahnya karena menolak diisolasi di rumah sakit.

Satgas yang datang untuk membujuk, harus bertahan hingga berjam-jam. Bahkan sampai tengah malam.

Baca Juga: Bikin Peneliti Dunia Sampai Heran, Banyak Ditemukan pada Pasien Covid-19 di Indonesia Muncul Gejala Aneh dan Tak Lazim Akibat Virus Corona, Waspada Jika Alami Hal Ini!

"Rata-rata, keluarga pasien dan pasien sendiri mau dibawa ke rumah sakit, kalau Kades, Babinsa dan Babinkamtibmas yang membujuknya. Kalau Satgas sendiri, sulit karena dilawan," terang Syaiful.

Setelah berhasil dibawa ke rumah sakit, masalah belum selesai. Pihak keluarga ingin agar pasien bisa dikunjungi dan ditemui seperti pasien sakit lainnya setiap saat.

Namun, pihak rumah sakit melarang sesuai standar pelayanan pasien Covid-19.

Baca Juga: Garda Terdepan, Wali Kota Bengkulu Usulkan Tenaga Medis yang Langsung Menangani Pasien Covid-19 Bisa Langsung Jadi PNS

Ketika dilarang untuk berkunjung, giliran keluarga yang mengamuk di rumah sakit.

"Keluarga mereka itu kalau dilarang, ngamuk-ngamuk dan ngancam. Ada yang mau merusak rumah sakit, ada yang mau membunuh dokter. Pokoknya macam-macam yang mereka katakan ke kami," tambah Syaiful.

Berurusan dengan pasien Covid-19 juga tidak mudah. Ada di antara mereka yang mau melarikan diri, mau bunuh diri dan ada yang maki-maki dokter dan perawat.

Baca Juga: Bak Mimpi Buruk, Kurva Pasien Covid-19 di Indonesia Melonjak Naik hingga 17 Ribu, Peneliti Temukan Gejala Baru Virus Corona dan Menganggapnya Aneh, Apa Itu?

Namun ada pula pasien yang sabar dengan banyak beribadah, seperti mengkhatamkan Al Quran.

"Beragam kalau karakter pasien. Ada yang keras, kalem dan ada yang nekad mau bunuh diri dan ada yang minta dibunuh saja daripada dikunci dalam kamar berhari-hari," ungkapnya.

Pasien inisial J, salah satu pasien sembuh yang memilih mengkhatamkan Al Quran selama 17 hari menjalani isolasi di rumah sakit.

Baca Juga: Jangan Sepelekan, 5 Gejala Pasien Covid-19 Terlihat Memiliki Ruam di Jari Kaki hingga Perubahan Warna Kulit

J yakin bahwa Covid-19 bisa disembuhkan jika dihadapi dengan tenang seperti anjuran dokter.

"Saya tenang selama diisolasi, olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi dan bervitamin. Alhamdulillah sembuh dan buat apa ngamuk," ujar J saat dihubungi via pesan singkat.

Syaiful Hidayat mengimbau kepada masyarakat jangan sampai terpapar Covid-19. Di samping berisiko tinggi kepada kesehatan, juga bisa merusak jiwa seseorang.

Baca Juga: Tak Sepenuhnya Kabar Baik Bagi Indonesia, Jakarta Tunjukkan Penurunan, 3 Kota Besar Ini Justru Terancam Alami Ledakan Pasien Covid-19, Wilayah Mana Saja?

Apalagi, sambutan masyarakat cenderung negatif kepada pasien dan keluarga pasien. Bahkan mereka cenderung dikucilkan.

Orang Madura, kata pria berkacamata plus ini, banyak tidak mau jika disebut terpapar Covid-19. Karena itu, mereka tidak mau ketika hendak dibawa ke rumah sakit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Satgas Covid-19, Diancam Pakai Senjata Tajam, Diusir, hingga Menunggu Berjam-jam.(*)

Tag

Editor : Yunus

Sumber Kompas.com