Belajar dari Wabah yang Terjadi Masa Lalu hingga Budaya Sadar Kesehatan, Ini Cara 5 Negara yang disebut Tersehat di Dunia Menangani Virus Corona

Rabu, 22 April 2020 | 11:00
USATODAY

Drive-thru tes virus corona

GridStar.ID - Hingga saat ini negara masih bergelut melawan virus corona yang terus menginfeksi masyarakat.

Diketahui pada Selasa (21/04), tercatat 7.135 orang di Indonesia telah positif terpapar virus corona.

Sebanyak 5.677 orang dirawat, 616 meninggal dunia dai 842 sembuh.

Baca Juga: Angin Segar Bagi Rakyat Indonesia di Tengah Wabah Virus Corona, Sempat Beredar Isu Kenaikan Tarif Akhirnya Mahkamah Agung Berikan Putusan Resmi Terkait BPJS, Apa Itu?

Sedangkan data dari seluruh dunia menyebutkan sudah ada 2 juta penduduk bumi telah terpapar virus ini dengan ribuan orang lainnya meninggal dunia.

Virus ini menginfeksi banyak orang di berbagai negara hingga menjadikannya sebuah pandemi, bahkan di negara yang disebut tersehat di dunia juga merasakan pandemi ini.

Sebuah lembaga kajian di London yaitu Legatum Prosperity Index melakukan pemeringkatan kesehatan pada tahun 2019 lalu.

Baca Juga: Resah Pagebluk Corona Tak Kunjung Usai, Mbak You Minta Mukjizat Besok Pagi Wabah Covid-19 Musnah dari Muka Bumi, Terawang: Kondisi Tidak Karuan Ini Segera Dihadapi!

Dari data tersebut diketahui ada 10 negara dengan peringkat teratas, yaitu Singapura, Jepang, Swiss, Korea Selatan, Norwegia, Hong Kong, Islandia, Denmark, Belanda dan Austria.

Dikutip dari Kompas.com berkaca dari negara-negara tersehat di dunia, bagaimana mereka menangani pandemi virus corona ini?

Baca Juga: Terlalu Besar Kepala Sesumbar Tak Ditemukan Kasus Positif Covid-19 di Negaranya, Kim Jong Un Dibuat Malu Bawahannya Sendiri yang Ungkap Kebenaran Soal Virus Corona di Korea Utara: Terjadi di Awal Maret

1. Jepang

Jepang berada di peringkat kedua dalam indeks tersebut.

Negara ini dipuji atas keberhasilan awal dalam mengatasi virus corona meskipun ada lonjakan kasus di beberapa waktu terakhir.

Namun Jepang belum memberlakukan lockdown karena hal tersebut.

Penduduk Jepang yang belum melakukan tes covid-19 bisa datang ke klinik lokal dan menjalani CT Scan.

Selain itu warga di sana juga memiliki budaya sadar kesehatan sehingga menimimalkan dampak krisis covid-19.

"Banyak orang Jepang yang sudah memakai masker wajah, terutama di musim dingin dan musim semi. Selain itu, lebih dari 60 persen orang Jepang melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan," ungakp Dr Mika Washio di Tokyo.

Baca Juga: Kabar Baik Pertanda Corona Segera Berakhir, Kasus Baru Covid-19 Menurun Drastis Jadi yang Terendah dalam 2 Minggu Terakhir, Pasien Sembuh di Indonesia Semakin Bertambah!

2. Korea Selatan

Korea Selatan belajar dari wabah MERS yang pernah terjadi di masa lalu, tepatnya di tahun 2015.

Setiap warga negara di Korea Selatan dilindungi oleh Layanan Asuransi Kesehatan Nasional (NHIS).

Terlebih lagi biaya medis di negara tersebut relatif renda dan ada penetapan harga yang dibantu pemerintah.

Sehingga tes bisa dilakukan secara luas dalam sistem perawatan kesehatan Korea Selatan.

Karena hal tersebut banyak orang bisa didiagnosis sejak awal dan adanya manajemen yang diterapkan secara tepat waktu dalam penanganan covid-19.

Selain itu, pemerintah juga menstabilkan pasokan masker dan banyak tempat sudah mewajibkan pemeriksaan suhu butuh sebelum diperbolehkan masuk.

Secara umum, keberhasilan pada intervensi awal penanganan Covid-19 di Korea Selatan membawa lebih banyak harapan.

"Secara objektif, wabah ini ada di tren menurun. Orang-orang mulai melakukan aktivitas luar ruangan kembali meskipun mereka masih mengenakan masker sepanjang waktu" kata dr Brandon B Suh.

Baca Juga: Ditemukan Fakta Baru, Seorang Pasien Virus Corona Kulitnya Berubah Jadi Sangat Gelap bak Terbakar Usai Dirawat Beberapa Hari, Ini Penyebabnya!

3. Israel

Meski tak ada dalam 10 besar dalam indeks, langkah yan diambil negara ini untuk menangani virus corona cukup ketat.

Menteri kesehatan Israel menandatangani dekrit untuk memperluas kewenangan dalam menangani wabah potensial.

Dekrit tersebut juga meliputi penghindaran perjalanan internasional yang tidak penting dan isolasi diri selama 14 hari bagi warga yang baru bepergian dari zona merah.

Tindakan tersebut tampak terlalu ketat dan awal, tetapi terbayarkan dengan tingkat infeksi dan jumlah rawat inap yang rendah.

Pengujian akurat juga telah dilakukan sejak awal di Israel melalui tes diagnostik molekuler (RT-PCR).

"Orang-orang tidak takut untuk mencari bantuan medis karena mereka tahu biaya akan ditanggung pemerintah dan gratis," kata Wakil Direktur Jenderal Pusat Medis Sheba Israel Prof Arnon Afek.

Baca Juga: Mengerikan! Tempat Ini Dijuluki Kota Mayat, Tercatat 6700 Kematian dalam 2 Pekan Akibat Virus Corona, Mayat-Mayat Berserakan di Jalanan Lantaran Sudah Tak Ada Lagi Lahan untuk Menguburnya

4. Jerman

Negara ini diketahui memiliki tingkat kematian umum yang lebih rendah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.

Namun, para ahli di Jerman memperingatkan bahwa Jerman belum keluar dari tantangan virus corona.

Jerman sendiri memiliki banyak tempat tidur, ICU, dan dokter yang siap menangani pasien Covid-19.

"Tingkat pengujian yang jauh lebih tinggi di Jerman dapat menciptakan ilusi tentang seberapa baiknya perawatan kesehatan dan seberapa rendah tingkat kematian," kata Ketua Profesor Ilmu Manajemen di European School of Management and Technology Berlin Francis de Vericourt sebagaimana dikutip BBC, (19/04).

Menurutnya, tingkat infeksi yang rendah ini berpotensi menjadi bumerang jika negara tidak hati-hati.

Baca Juga: Jangan Kena Hoax! Senjata Biologi, Permainan Pemerintah, hingga Teknologi 5G, Ini Sederet Teori Konspirasi Populer Virus Corona yang Menyesatkan!

5. Australia

Menempati posisi ke 18 dalam indeks, Australia berhasil menjaga tingkat pertumbuhan kasus virus corona kurang dari 5 persen.

Negara ini memiliki sistem perawatan kesehatan "campuran", yaitu melalui cakupan publik atau keseluruhan melalui Medicare dan sistem swasta, yang telah membantu negara bersiap apabila terjadi skenario terburuk.

Australia juga telah menunjukkan rendahnya kasus transmisi lokal.

Pemerintah telah melakukan penelusuran kontak dengan cepat dan karantina wajib bagi orang-orang yang bepergian ke luar negeri atau melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi.

Jika tren saat ini berlanjut, diperkirakan sistem perawatan kesehatan Australia diperkirakan dapat mengatasi peningkatan kebutuhan atas ventilator maupun bed ICU. (*)

Tag

Editor : Hinggar

Sumber Kompas.com