Bak Angin Segar, Pakar Epidemologi UI Prediksi Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia Jatuh di Pertengahan Mei, Kabar Baiknya Tidak Ada Ledakan Kasus Tapi Masyarakat Harus Lakukan Hal Ini!

Selasa, 14 April 2020 | 18:00
ShutterStock

Bak Angin Segar, Pakar Epidemologi UI Prediksi Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia Jatuh di Pertengahan Mei, Kabar Baiknya Tidak Ada Ledakan Kasus Tapi Masyarakat Harus Lakukan Hal Ini!

GridStar.ID - Wabah virus corona kini menjadi bencana nasional Tanah Air.

Pemerintah di sejumlah wilayah telah memberlakukan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar demi memotong penyebaran virus covid-19 ini.

Namun, ada kabar baik dari seorang pakar epidemologi Universitas Indonesia.

Baca Juga: Sampai Hati Tolak Pemakaman Jenazah Perawat Positif Corona, Kini Sekampung Gigit Jari Takut Ditolak Saat Butuh Akses Kesehatan: Kami Takut Bila Sakit Tidak Ada yang Mau Merawat

Pandu Riono, Pakar Epidemologi Universitas Indonesia, puncak penyebaran covid-19 terjadi pada Mei 2020.

"Pertengahan bulan Mei sudah meningkat drastis, itu hariannya ya," kata Pandu kepada Kompas.com, Selasa (14/04).

"Jadi di saat itulah, kalau enggak ada mudik. Kalau ada mudik itu agak meningkat drastis lagi pas Lebaran," ujar dia.

Baca Juga: Angin Segar di Tengah Wabah Corona, Presiden Joko Widodo Mengumumkan Mengenai Tes PCR untuk Mempercepat Penanganan Covid-19 di Indonesia, Apa Itu?

Pandu mengatakan, pemerintah harus menekan jumlah pasien terinfeksi pada puncak pandemi.

Salah satu caranya dengan memperlambat capaian puncak pandemi Covid-19.

Menurut Pandu, pelambatan puncak pandemi jika dibarengi dengan kebijakan pencegahan yang baik, akan bisa menekan jumlah penambahan kasus di puncak masa pandemi.

Xinhua

Bak Angin Segar, Pakar Epidemologi UI Prediksi Puncak Wabah Virus Corona di Indonesia Jatuh di Pertengahan Mei, Kabar Baiknya Tidak Ada Ledakan Kasus Tapi Masyarakat Harus Lakukan Hal Ini!

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu! Ternyata Bill Gates Sudah Ramalkan Soal Munculnya Wabah Virus Corona sejak 2018 Silam: Dunia Perlu Mempersiapkan Diri!

Kebijakan yang dimaksud Pandu adalah melakukan tes massal dengan lebih masif dan meluas, serta pemberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dengan lebih baik.

"Kalau penularan menurun itu artinya yang tadinya diharapkan puncaknya bulan Mei mungkin bisa bulan Juni karena ada slowing down," kata dia.

Pelambatan puncak pandemi ini, lanjut Pandu, berkaitan dengan teori flattening the curve atau pelandaian kurva kasus pasien terinfeksi.

Baca Juga: Bikin Geram Warganet Indonesia! Video Puluhan Bule Asyik Berjoget di Tengah Wabah Virus Corona yang Mengancam Jadi Viral Lantaran Diduga Berlokasikan di Bali, Begini Reaksi Petugas!

Ia menjelaskan, jika jumlah kasus terus menurun karena kebijakan pemerintah, maka akan mempermudah rumah sakit menampung pasien Covid-19 dengan lebih maksimal.

Dengan demikian, lanjut Pandu, penanganan Covid-19 menjadi lebih baik, dan jumlah pasien terinfeksi saat puncak pandemi tidak terlalu tinggi.

"Jadi kita punya dua tujuan merendahkan jumlah kasus jadi puncaknya tidak tinggi dan juga terjadinya kasusnya yang lebih rendah itu tidak lebih cepat jadi lebih lambat," ujar Pandu. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Puncak Pandemi Virus Corona Diprediksi Terjadi pada Pertengahan Mei

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : Tribunnews Bogor

Baca Lainnya