Pemandangan Menyayat Hati, Tenaga Medis di Kediri Ini Terpaksa Pakai Kantung Sampah Demi Lindungi Diri dari Corona Lantaran Kehabisan APD, Sampai Bikin Grup WhatsApp dengan Pasien!

Rabu, 08 April 2020 | 15:00
Grid.id

Sungguh Ironis! Berjuang di Garda Terdepan Lawan VIrus Corona, Para Tenaga Medis Indonesia Ini Terpaksa Harus Pakai Kantung Sampah demi Lindungi Diri lantaran Kehabisan APD, Sampai Bikin Grup WhatsApp dengan Pasien

GridStar.ID -Virus corona atau covid-19 saat ini merupakan kejadian luar biasa bagi dunia.

Pasalnya virus yang disebut-sebut berasal dari pasar hewan liar di Kota Wuhan, China ini telah menginfeksi hampir ke seluruh negara-negara di penjuru dunia.

Termasuk di Indonesia, sampai pada Rabu, (08/04), tercatat sudah lebih dari dua ratus orang meninggal dunia akibat covid-19.

Baca Juga: Sangat Membantu Tenaga Medis, Alat Kecerdasan Buatan Ini Bisa Prediksi Pasien Covid-19 dengan Masalah Pernafasan Terparah

Saat ini para tenaga medis lah yang paling merasakan dampaknya.

Terus bertambahnya jumlah pasien kasus ini tidak sebanding dengan peralatan dan tenaga yang ada.

Melansir dari surya.co.id, kekurangan Alat Pelindung Diri / APD, perawat di RSUD Gambiran, Kediri, Jawa Timur terpaksa pantau pasien lewat grup WhatsApp.

Baca Juga: Persilahkan Rumah Mewahnya Dijadikan Tempat Istirahat Tenaga Medis yang Lawan Covid-19, Pejabat Tinggi Jawa Barat yang Dulunya Mantan Kekasih BCL Ini Dibanjiri Banyak Pujian Warganet: Mulia Sekali Pak Wakil Bupati!

Imbasnya, sebuah rumah sakit rujukan di Kediri terpaksa mengurusi pasien melalui grup WhatsApp untuk meminimalisir keluar masuk ruang isolasi.

Sejumlah tenaga medis di RSUD Gambiran, Kota Kediri, Jawa Timur, menceritakan pengalamannya selama merawat pasien Covid-19.

RSUD Gambiran merupakan rumah sakit rujukan di Kota Kediri yang menangani pasien Covid-19.

Baca Juga: Bak Tak Punya Hati, Dua Pengunjung Ini Gunakan APD Lengkap saat Borong Belanjaan di Supermarket Padahal Banyak Tenaga Medis yang Membutuhkan, Petugas Langsung Semprot dan Tindak Tegas!

Salah satunya Minarsih (47), perawat ruang isolasi RSUD Gambiran.

Minarsih mengatakan, setiap hari mereka membangun komunikasi dan membangkitkan semangat pasien untuk sembuh.

Namun ironisnya, tugas berat itu tak diimbangi dengan pemenuhan alat pelindung diri (APD) yang memadai.

Baca Juga: Sumbang APD ke Tenaga Medis, Nikita Mirzani Terang-terangan Semprot Sosok Ini Usai Dirinya Dituding Sesumbar Pamerkan Sedekah: Enggak Usah Ngajarin Gue Sodaqoh!

Padahal, setiap saat Minarsih dan teman-temannya berpotensi terpapar virus corona saat berinteraksi di ruang isolasi.

surya.co.id

perawat ruang isolasi RSUD Gambiran

“Kami terpaksa mengurangi intensitas keluar masuk ruang isolasi karena keterbatasan APD.

Di zona merah, APD hanya bisa dipakai sekali dan langsung dibuang,” ucap Minarsih dikutip dari Surya.co.id, Jumat (03/04).

Baca Juga: Menyejukan Hati, Ajak Sesama untuk Bantu Tenaga Medis Melawan Corona, Selebgram Ternama Ini Tergerak Hatinya Galang Dana Mencapai 2 Miliar Lebih

Sebagai gantinya, Minarsih membuat grup WhatsApp yang terdiri dari petugas ruangan dan pasien.

Sehingga komunikasi bisa dilakukan secara daring tanpa harus masuk ke dalam ruang isolasi.

Selain menghilangkan kebosanan dan menyampaikan motivasi, grup WA juga dipakai untuk melaporkan kebutuhan pasien, seperti cairan infus yang habis.

Baca Juga: Tega-teganya! Dokter dan Perawat di India Diperlakukan Tak Manusiawi, Dilempari Batu hingga Diludahi Usai Bertugas Tangani Corona: Itu Tidak akan Menghalangi Saya Melakukan Tugas!

Melalui WA pula para pasien bisa saling berinteraksi dan mengenal satu sama lain, dan membangun semangat sembuh bersama-sama.

Rekan Minarsih, Tri Sudaryati (54) memberikan kesaksian yang sama.

Perawat senior ini bahkan mengalami tekanan mental di luar tempat kerjanya sejak merawat pasien corona.

Baca Juga: Nahas! Nasib Pilu Seorang Perawat Tak Bisa Menahan Tangis saat Alami Kekerasan dari Pasien Virus Corona, Sekujur Tubuhnya Penuh Luka, Ternyata Pelaku Lakukan Hal Gila Ini

“Mereka mengucilkan saya karena dianggap bisa menularkan virus. Padahal tidak sesederhana itu,” katanya.

Apalagi dahsyatnya pemberitaan tentang penularan corona secara langsung turut memojokkan para perawat.

Tak hanya oleh tetangga di rumah, beberapa rekan kerja di rumah sakit turut menjaga jarak dengan para tenaga medis yang bertugas di ruang isolasi.

Baca Juga: Bak Tak Punya Hati, Dua Pengunjung Ini Gunakan APD Lengkap saat Borong Belanjaan di Supermarket Padahal Banyak Tenaga Medis yang Membutuhkan, Petugas Langsung Semprot dan Tindak Tegas!

Mereka tak mau tertular oleh virus mematikan yang hingga kini belum ditemukan obatnya.

Malahan langkah ekstrim dilakukan Minarsih terhadap keluarganya.

Sampai sekarang Minarsih tak pernah menceritakan tugasnya merawat pasien corona kepada anak-anaknya.

Baca Juga: Jadi Pahlawan di Garis Terdepan Hadapi Virus Corona, Seorang Perawat Pilih Akhiri Hidupnya Usai Dinyatakan Positif Terjangkit Covid-19

Dia tak ingin mereka berpikir jauh dan ketakutan atas profesi yang dijalani ibunya.

Direktur RSUD Gambiran dr Fauzan Adhima mengakui ketersediaan APD memang terbatas.

“Pada awal-awal sempat ada kesulitan penyediaan APD karena banyak distributor yang menghentikan pengiriman.

Baca Juga: Mengharukan! Setelah Diusir Warga dari Indekosnya, Perawat Ini Mendapatkan Banyak Tawaran untuk Tinggal di Hotel dan Apartemen

Tapi saat ini ketersediaan APD relatif sudah mencukupi. Semoga pasien covid-19 tidak nambah lagi sehingga APD-nya tetap tercukupi," ungkapnya.

Manajemen rumah sakit sangat mengapresiasi semua tenaga medis, paramedis, dan petugas lainnya yang telah all out memberikan pelayanan terbaik bagi pasien Covid-19 di RSUD Gambiran.

Selain Minarsih, kisah sedih para tenaga medis lantaran kurangnya APD pun dirasakan oleh para tenaga kesehatan yang lain.

Baca Juga: Memilukan, Seorang Perawat Menangis Sejadi-jadinya saat Bertugas Merawat Dua Pasien yang Positif Virus Corona, Ternyata karena Hal Gila Ini!

Tribun Mataram

Para tenaga medis terpaksa gunakan kantung plastik karena kekurangan APD

Melansir dari Tribun-Mataram, beberapa laporan yang muncul pun menunjukkan bahwa beberapa dokter dan staf medis lainnya harus memodifikasi APD dengan jas hujan plastik hingga kantung sampah.

Hingga kini, banyak donasi yang dibuka untuk membantu penyediaan APD bagi para staf medis dan diakui sebagai upaya yang sangat membantu.

Sementara, menurut Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Halik Malik, PB IDI juga menyalurkan bantuan APD melalui donasi IDI Peduli kepada rekan-rekan sejawat yang kesulitan.

Baca Juga: Berjuang Bersama sang Istri di Rumah Sakit, Perawat Ini Curhat Harus Mandi Besar Usai Pulang dari Rumah Sakit Tangani Pasien Corona, hingga Terpaksa Hidup Terpisah dengan Anak-Anak

Halik menyebut, perlunya APD yang memenuhi standar dan pembenahan sistem layanan untuk menghindari risiko penularan Covid-19 kepada tenaga medis.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa pihaknya telah memesan 10.000 alat perlindungan dari India dan Eropa.

Pekan lalu, pemerintah juga mengatakan telah mendistribusikan 151.000 alat perlindungan tersebut ke berbagai wilayah di Indonesia.(*)

Editor : Hinggar

Sumber : Surya.co.id, Tribun Mataram

Baca Lainnya