Bak Petir di Siang Bolong, Gelombang Covid-19 Susulan yang Lebih Sulit Disembuhkan, Peneliti Sebut Virus Corona Baru Menginfeksi Selama 49 Hari!

Selasa, 07 April 2020 | 07:00
Xinhua

Bak Petir di Siang Bolong, Gelombang Covid-19 Susulan yang Lebih Sulit Disembuhkan, Peneliti Sebut Virus Corona Baru Menginfeksi Selama 49 Hari!

GridStar.ID - Kini, wabah virus corona menjadi pandemi di seluruh dunia.

Pasalnya, covid-19 diketahui belum ditemukan vaksin penawarnya.

Meski kini pemerintah memberlakukan banyak cara agar penularannya tidak semakin meluas, ada kabar tak menyenangkan soal covid-19.

Baca Juga: Pilu, Tak Ingin Ambil Risiko Tulari Keluarga di Kampung dengan Virus Corona, Dua Mahasiswi Ini Terpaksa Karantina Mandiri di Gubuk Empang Berbekal Beras dan Lauk-pauk Seadanya

Para peneliti dari negara asal virus corona ini menemukan fakta baru terkait Covid-19.

Melansir dari The Sun, mereka mungkin telah menemukan mutasi baru dari virus corona.

Virus tersebut diduga memiliki jangka infeksi yang lebih lama, yakni 49 hari.

Baca Juga: Dikira Hanya Menginfeksi Manusia, Nadia Jadi Harimau Pertama di Dunia yang Tertular Virus Corona, Pejabat Kebun Binatang Akui Tak Bisa Percaya dengan Kenyataan

Kasus langka ini ditemukan pertama kali pada seorang pria paruh baya yang digambarkan memiliki kemampuan dapat menginfeksi lebih lama, kata peneliti.

Pria itu mengalami gejala yang lebih ringan, tetapi ia bisa menginfeksi orang lain dalam waktu yang lebih lama, lapor para ilmuwan.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti di Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chonging, Rumah Sakit PLA No 967, Dalian, dan Rumah Sakit Umum PLA Central Theatre Command di Wuhan.

Baca Juga: Virus Corona Cepat Mewabah ke Seluruh Dunia padahal Sudah Social Distancing, Ternyata Penelitian Terbaru Meyakini Covid-19 Bisa Menyebar hingga 8 Meter!

Temuan ini diterbitkan pada 27 Maret 2020 di MedRxiv, sebuah situs web untuk menerbitkan laporan awal dari makalah medis yang belum dipublikasikan karena belum ditinjau oleh peneliti lainnya.

Laporan tersebut diterbitkan bukan untuk dijadikan sebagai panduan untuk praktik klinis.

Dalam kasus infeksi kronis menunjukkan, seseorang dapat menularkan virus corona ke orang lain selama berminggu-minggu walaupun ia tak menunjukkan gejala apa pun.

Baca Juga: Tanpa Disadari, Meski Tak Pernah Keluar Rumah Selama Physical Distancing, Ternyata Virus Corona Bisa Menyelundup Masuk ke Kediaman Kita Lewat 3 Hal Ini!

Para peneliti memperingatkan, mungkin ada lebih banyak pasien yang mengalami infeksi kronis tersebut.

Mereka mungkin telah menularkannya ke orang-orang sekitar dan memicu kembalinya wabah.

"Penularan virus yang berkepanjangan ini dapat memperparah situasi dan lebih banyak pasien Covid-19," kata laporan tersebut, seperti dikutip Sosok.ID dari The Sun.

Baca Juga: Lahirkan 2 Bayi Kembar di Tengah Wabah Mengerikan, Seorang Ibu Beri Nama Anaknya 'Corona' dan 'Covid', Penuh Perjuangan Melahirkan saat Lockdown: Kami Ingin Mengenang Hari Itu!

"Tanpa diduga, kami di sini melaporkan pasien tanpa gejala dengan masa penularan terpanjang."

Para peneliti menyimpulkan bahwa, virus ini tidak terlalu membuat pasien merasa kesakitan, tetapi memiliki masa penularan yang lebih panjang.

Selain itu, tambah mereka, pasien yang terinfeksi virus ini akan lebih susah disembuhkan dengan terapi teratur.

Baca Juga: Anak Buah Jokowi Keceplosan Cuaca Panas Indonesia Buat Virus Corona Mati Kutu di Hadapan Rosianna Silalahi, Ahli Prediksi Bakal Berakhir di Bulan April?

Pasien membutuhkan suntikan plasma dari suvivor Covid-19 agar bisa pulih, kata mereka.

Walaupun pria itu memiliki virus Covid-19 yang banyak dalam tubuhnya, tetapi sistem kekebalannya tetap stabil.

Para peneliti kemudian beranggapan bahwa virus dan inangnya mungkin telah membentuk hubungan simbiosis.

Baca Juga: Mulai dari Klaim Token Listrik Gratis ke PLN Hanya via WhatsApp hingga Akses Kodenya, Simak 4 Panduan Penting Soal Langkah PLN Ringankan Beban Warga Selama Wabah Virus Corona!

Pria asal China yang tak disebutkan namanya itu diketahui pergi ke sebuah rumah sakit di Wuhan pada 28 Februari 2020 dengan niat untuk mengetes.

Dia mengalami demam sedang tapi tak memiliki gejala Covid-19 lainnya seperti batuk, kedinginan, dan napas pendek.

Tes swab menunjukkan hasil positif pada hari ke 17, 22, 26, 30, 34, 39, 43, dan 49.

Baca Juga: Negara Ini Tak Lagi Temukan Kasus Baru Virus Corona dan Tak Ada Warga yang Meninggal karena Covid-19, Ternyata Ini 5 Resep Jitu Pemerintahnya!

Sayangnya, ia telah menularkan penyakit itu ke orang-orang di sekitar saat tak menunjukkan gejala, kata para ahli.

Berdasarkan hasil pengamatan, rata-rata pasien Covid-19 akan pulih selama 20 hari.

Seorang wanita yang merupakan kerabat pria tersebut dinyatakan postif Covid-19 dengan gejala sedang tetapi ia pulih lebih cepat dibanding orang sebayanya.

Tipe gejala ringan yang baru ditemukan ini memang memiliki tingkat rasa sakit yang rendah.

Baca Juga: Bukan Bulan April, Anak Indigo Ini Terawang Virus Corona di Indonesia Akan Hilang Sepenuhnya di Bulan ke-7 Lewat Kartu Tarot, Wanti-Wanti Masyarakat Lakukan Hal Ini: Kita Harus Yakin!

Tetapi, terbukti lebih susah disembuhkan dan dapat menular ke orang yang muda maupun tua.

Semakin lama durasi penularan, akan semakin parah pula hasilnya, kata Dr Li Tan dan rekan-rekannya.

Adanya temuan tersebut dikhawatirkan sebagai awal dari gelombang kedua virus corona.

Namun, penelitian ini masih berupa gambaran kasar yang belum diteliti lebih lanjut, ada baiknya kita tetap waspada tanpa perlu merasa takut yang berlebihan.(*)

Artikel ini telah tayang di Sosok.ID dengan judul Waspada Gelombang 2 Covid-19, Peneliti China Kabarkan Temuan Mutasi Baru Virus Corona, Sebut Bisa Menginfeksi Manusia Selama 49 Hari dan Lebih Susah Disembuhkan

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : sosok

Baca Lainnya