Kasus 'NTH Room' Gemparkan Korea Selatan, Chat Room Berisi Puluhan Foto dan Video Telanjang Perempuan Molek hingga Anak di Bawah Umur! Mencengangkan, Butuh Biaya Rp19 Juta untuk Jadi Membernya

Senin, 30 Maret 2020 | 11:30
CNN

Pelaku NTH Room, Cho Joo-bin

GridStar.ID - Korea Selatan kembali digemparkan dengan kasus pelecehan seksual terhadap perempuan.

Bahkan kali ini korban diketahui berada di bawah umur.

Video telanjang mereka diunggah secara online di media sosial.

Baca Juga: Nikahi Setan, Perempuan Beranak 5 Ini Ngaku Kehidupan Seksnya Lebih Memuaskan daripada Bersama Manusia: Rasa Sentuhan Jauh Lebih Dalam!

Dikutip dari CNN, pelaku yang menjadi admin dalam chat 'NTH Room' tersebut adalah seorang pria bernama Cho Joo-bin (24).

Menurut keterangan polisi, pelaku menggunakan aplikasi pesan terenskripsi Telegram, dan para pengguna akan membayar untuk melihat gadis-gadis muda melakukan tindakan seksual di bawah paksaan.

Sebanyak 74 korban diperas oleh Cho untuk mengunggah gambar ke obrolan grup.

Baca Juga: Miliader Ini Beli Pulau Seharga Rp 112 Miliar untuk Dijadikan Tempat Tampung Budak Seks di Bawah Umur, Skandalnya Terbongkar dan Sang Pedofil Tewas Mengenaskan karena Ini!

Tak main-main, pejabat mencurigai ada sekitar 260.000 peserta dalam ruang obrolan Cho tersebut.

Bahkan di antara para korban, diketahui ada 16 orang gadis yang masih berada di bawah umur.

Pada 20 Maret, pihak kepolisian mengumumkan Cho ditangkap atas tuduhan memproduksi dan mendistribusikan pornografi anak, pelecehan seksual, pemerasan, pemalsuan, penyebaran informasi secara ilegal, dan kekerasan seksual melalui pembuatan film ilegal.

Baca Juga: Kerap Dengar Tetangga Kamar Hotel Tempat Sewanya Berhubungan Seks hingga Akrab dengan Suara Perempuannya, Pria Ini Pingsan Pergoki sang Kekasih Selingkuh dengan Pria Paruh Baya

Saat ini ada 124 orang yang telah terhubung dengan grup obrolan telah ditangkap, dan 18 orang lainnya telah ditahan.

Warga negara Korea Selatan sendiri telah membuat sebuah petisi yang kini telah ditandatangani lebih dari 4 juta orang pelaku ditangkap dan diberi hukuman terberat.

Kronologi

Dua mahasiswa dengan nama samaran Kwon dan Ahn menemukan chat grup yang pada aplikasi pesan Telegram terenkripsi pada musim panas 2019 sebagai bagian tugas untuk menyelidiki kejahatan seksual online.

Baca Juga: Aksi Bejat Seorang Predator Seks Diduga Melakukan Rudapaksa pada sang Kekasih Berkali-kali, Paksa Gugurkan Kandungan hingga si Perempuan Pendarahan Hebat, Dokter Peringatkan Bisa Mandul Usai Konsumsi Obat Ini!

Meski grup obrolan di sana bersifat pribadi, tautan ke mereka mudah ditemukan hanya denga menggunakan pencaraian kata kunci di Google.

Kwon yang pertama kali melihat isi pesan di ruang obrolan tersebut mengatakan "tidak bisa mempercayai adegan dan pesan yang terbentang di depan matanya".

Ahn juga merasa ini adalah kejahatan serius dan harus menjadi perhatian publik.

Baca Juga: Kerap Dengar Tetangga Kamar Hotel Tempat Sewanya Berhubungan Seks hingga Akrab dengan Suara Perempuannya, Pria Ini Pingsan Pergoki sang Kekasih Selingkuh dengan Pria Paruh Baya

Meski banyak obrolan grup serupa, tetapi kedua orang ini lebih memusatkan perhatiannya pada Cho.

Cho diduga mencari korban dengan memposting pekerjaan pemodelan palsu secara online.

Para remaja putri kemudian akan mengirimkan informasi pribadi mereka, termasuk nomor dan alamat jaminan sosial mereka sehingga mereka dapat dibayar.

Baca Juga: 3 Hari Diperdaya, Diperlakukan Istimewa dan Diajak Jalan-Jalan Ternyata Hanya Kedok Pria Bejat Berorientasi Seks Sejenis, Lima Kali Cabuli Siwa SMA hingga Alami Ini!

Setelah dipekerjakan, mereka diduga diminta memberikan gambar yag lebih terbuka.

Polisi percaya hal ini akan digunakan untuk memeras para perempuan tersebut.

Diduga Cho mengancam dan memposting foto tersebut di internet lengkap dengan rincian pribadinya jika gadis-gadis itu tidak bekerja di ruang obrolan Telegram.

Baca Juga: Dikabarkan Segera Bertunangan, Gading Marten Tulis Pesan Romantis Kepada Model Seksi Asal Inggris Ini, Netizen Baper: Calon Mama Sambung Gempi, Ndang Dipinang Ojo Kesuwen Mas!

Cho diduga melakukan obrolan secara gratis, namun kemudian meningkatkan grup menjadi premium, dan para pengguna membayar 1.200 dollar atau sekitar Rp. 19 juta untuk masuk ke ruangan obrolan dengan transaksi bitcoin.

Chat grup yang dimiliki Cho ada sebanyak 8 kelompok, dan masing-masing ruangan chat memiliki 3 hingga lima perempuan yang disebutnya sebagai 'budak'.

Mereka akan online dan siap mengambil permintaan foto dan video yang direkam sendiri. (*)

Editor : Hinggar

Sumber : CNN

Baca Lainnya