GridStar.ID - Virus corona saat ini memang menjadi momok yang menakutkan bagi banyak orang.
Terlebih lagi sebelumya belum ditemukan vaksin yang bisa menyembuhkan orang yang terinfeksi virus yang satu ini.
Hingga ribuan orang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya terinfeksi.
Virus ini pun telah menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Namun ada satu wilayah yang belum melaporkan mengenai penduduknya yang positif terinfeksi virus ini.
Wilayah tersebut adalah benua Antartika.
Dikutip dari Kompas.com, Benua Antartika merupakan satu-satunya benua yang hingga kini belum melaporkan temuan kasus positif Covid-19 yang disebabkan infeksi virus corona jenis baru.
Hingga Minggu (22/03) pagi pukul 07.00 WIB, total kasus virus corona dari seluruh dunia, berdasarkan data John Hopkins University, adalah 304.528 kasus.
Sementara itu, angka kematian tercatat 12.973 orang, dan 91.676 orang sembuh.
Sydney Morning Herald, Rabu (18/03), memberitakan, Antartika diyakini tempat yang bebas infeksi virus corona.
Kepala Petugas Medis di benua itu, Dr. Jeff Ayton, mengatakan, tiga stasiun (pos penelitian) di Divisi Antartika Australia, yaitu Casey, Mawson, dan Davis, bebas infeksi.
Ia menyebutkan, pada bulan ini, stasiun penelitian melakukan kuncian atau lockdown.
Artinya, tidak ada yang boleh keluar dan masuk hingga 9 bulan ke depan.
Ayton mengatakan, mereka mengambil langkah lebih awal untuk mengantisipasi risiko infeksi virus corona dan telah melakukan persiapan. Pada Januari 2020, logistik telah dipersiapkan.
Selain itu, sejumlah perjalanan tidak penting telah dibatalkan dengan mempertimbangkan risiko untuk semua personel, serta meningkatkan kemampuan tenaga medis.
Penerbangan terakhir ke Casey adalah awal bulan Maret.
Sementara itu, kapal terakhir yang mengunjungi Davis adalah pada Februari 2020.
Adapun, yang terakhir ke Mawson pada akhir Februari. Selain itu, kunjungan wisata ke Pulau Macquarie juga dihentikan.
Cerita peneliti
Seorang peneliti di Badan Antariksa Eropa, Stijn Thoolen (29), mengisahkan, ia mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia.
Ia telah berada di Stasiun Concordia, Antartika, sejak November 2019.
Berada di benua ini, membuatnya merasa di "dunia lain".
"Melihat apa yang terjadi di seluruh dunia, membuat saya merasa lebih jauh. Ini benar-benar dunia lain," kata Thoolen, seperti dikutip dari ABC News.
Thoolen adalah bagian dari 12 orang peneliti yang ada di sana.
Mereka tengah melakukan eksperimen biomedis dengan membandingkan lingkungan musim dingin Antartika dengan misi luar angkasa jangka panjang.
Ia mengatakan, bagi beberapa rekannya dari Italia dan Perancis, sangat sulit bagi mereka untuk bergabung di tengah wabah seperti saat ini.
Italia telah mencatat jumlah kematian tertinggi, melampaui China.
Kini, Thoolen terus melakukan kontak dan komunikasi dengan keluarga serta teman-temannya.
Dia juga berusaha selalu mengikuti perkembangan berita melalui internet.
Meskipun, koneksi yang lambat membuatnya harus bersabar.
Benua Antartika
Dilansir dari Britannica, Benua Antartika terletak di bagian paling selatan.
Baca Juga: Bisakah Kita Tertular Virus Corona dari Pembungkus Belanja Online? Penelitian Menunjukan Fakta Ini
Antartika juga dikenal sebagai benua paling berangin dan terdingin di dunia.
Ukuran benua ini sekitar 5,5 juta mil persegi atau sekitar 14,2 juta kilometer persegi dengan 98 persen daratannya tertutup es tebal.
Live Science, menuliskan, suhu terdingin yang pernah dicatat di Bumi adalah minus 128,56 derajat Fahrenheit atau minus 89,2 derajat Celsius. Hal itu terjadi di Antartika pada 21 Juli 1983, seperti tercatat oleh Stasiun Vostok Antartika.
Sementara, menurut BBC, Antartika mencapai rekor suhu tertinggi pada 14 Februari 2020.
Untuk pertama kalinya suhunya 20,75 derajat Celcius. Hingga saat ini, diketahui tidak ada penduduk asli di Antartika. Benua tersebut menjadi tempat penelitian sejak 1 Desember 1959.
Menurut catatan Dewan Manajer Program Antartika Nasional, pada 2009, hampir 30 negara mengoperasikan lebih dari 80 stasiun penelitian di seluruh benua.
Mereka yang datang ke Benua Antartika sepanjang tahun adalah para peneliti. Biasanya, puncak kedatangan mereka pada musim panas dan angkanya turun saat musim dingin.
Selain untuk penelitian, Benua Antartika juga menjadi tujuan wisata.
Menurut Asosiasi Operator Tur Internasional Antartika pada 2011, hampir 20.000 wisatawan mengunjungi Semenanjung Antartika. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulNol Kasus Virus Corona di Benua Antartika, Lockdown, dan Antisipasi Sejak Januari 2020