GridStar.ID - Kasus ikan asin yang menyeret nama Galih Ginanjar, Pablo Benua, dan Rey Utami memasuki babak baru.
Pada Senin, (27/01) digelar kembali persidangan lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Fairuz sampai jatuh pingsan akibat menahan emosinya karena merasa disudutkan dalam sidang.
Melansir dari Grid.ID, Fairuz mengaku kuat saat ditanya majelis hakim untuk melanjutkan persidangan.
JPU meminta Fairuz didampingi oleh sang suami lantaran kondisi psikisnya.
Melansir dari TribunWow, istri Sonny Septian itu pun tak mampu mengendalikan emosinya hingga ditegur ketua majelis hakim, Djoko Indiarto.
Menurut ketua majelis hakim, emosi Fairuz bisa menjadi masalah jika tak bisa dikontrol dengan baik saat di muka persidangan.
"Kamu (Fairuz) ini juga trouble maker, jawab aja apa yg ditanyakan jangan mengomentari, apa harus ditunda dulu?"
"Nanti kamu emosi, pengacara emosi, hakim emosi, nanti kami emosi mengganggu putusan," peringatan yang disampaikan Djoko Indiarto.
Setelah memberikan keterangan sebagai saksi, nampak Fairuz tak kuasa menahan tangis.
Sambil berjalan keluar dari ruang sidang, sejumlah orang yang mengawal langsung meminta para awak media untuk tidak menanyakan soal persidangan tadi.
Namun saat berjalan, tiba-tiba Fairuz jatuh pingsan dan langsung digotong ke dalam ruang mediasi 1.
Meski begitu, pada akhirnya Fairuz didampingi sang suami bersedia untuk memberikan pendapatnya terkait dengan persidangan ini.
Dilansir Grid.ID dari tayangan kanal YouTube STARPRO Indonesia pada Senin (27/01), Fairuz merasa sikap dan cara kuasa hukum dari trio ikan asin itu dalam menyampaikan pertanyaan kepadanya kurang tepat.
Ia juga merasa terintimidasi mendengar pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh kuasa hukum Rey Utami, Pablo Benua dan Galih Ginanjar.
"Kenapa saya sempat sedikit emosionalnya itu karena saya merasa apa yang dibicarakan mereka itu di luar poin, di luar konteksnya," kata Fairuz.
"Kita ini kan baru ngomongin masalah Undang-Undang ITE , kok jadi kemana-mana?" imbuhnya.
Ibu 2 anak itu pun mempertanyakan hati nurani dari pihak seterunya.
"Saya nggak tahu kenapa, mereka memiliki hati nurani seperti apa sama saya gitu," ujar Fairuz.
"Saya benar-benar nggak bisa ngomong apa-apa karena memang apa yang saya alami tadi."
"Saya benar-benar tertekan saya benar-benar disudutkan, saya merasa ya dalam tekanan sampai kaki saya lemes banget,"
"Saya takut karena saya di sana sendiri, saya duduk diberi pertanyaan begitu banyak dan istilahnya menyudutkan, mencoba untuk menyudutkan saya," ungkapnya.
Meski begitu, Fairuz tetap berjuang demi keadilan dan berharap kasus ini tetap berfokus pada UU ITE.
"Tapi di sini saya berjuang demi kebenaran dan keadilan. Intinya saya ingin tetap masalah ini fokus ke Undang-Undang ITE," harapnya.
Ia pun meminta doa dan dukungan dari semua pihak agar diberi kekuatan dan kemudahan.
"Intinya, saya minta doa aja sama teman-teman. Mudah-mudahan saya diberi kekuatan ya mas,"
"Semoga saya dikasih kesehatan supaya saya bisa merawat anak-anak saya dengan baik."
"Sekarang saya mau fokus ke anak-anak saya, kasihan mereka, saya kepikiran mereka gitu, malunya seperti apa gitu kan," pungkasnya.(*)