Sedangkan remaja berusia 14 tahun mendapat dakwaan tambahan karena menghindari penangkapan dengan berjalan kaki.
Diyakini keduanya datang ke lokasi kejadian menggunakan kendaraan saat melakukan penembakan.
Mereka diduga menembaki rumah yang salah, karena ketika terjadi penembakan ada tiga remaja lain yang juga membawa senjata pistol dan AR-15 keluar dari rumah sebelah rumah Vita Brazil (Novita).
Ketiga remaja itu juga ikut mengeluarkan tembakan dari senjata yang dibawa.
Mereka juga ikut diamankan dalam kejadian tersebut.
Saat peristiwa terjadi, Salazar mengatakan jika Novita sedang berada di kamar tidurnya dan melakukan beberapa pekerjaan saat para tersangka menembakan lebih dari 100 peluru ke rumahnya.
Seorang wanita lain yang sedang menyewa sebuah kamar di Airbnb juga menjadi korban penembakan itu dan mengalami luka-luka.
Langkah KJRI Houston
Dalam keterangan resminya kepada Kompas.com, Senin (10/10/2022), KJRI Houston telah menerima permintaan repatriasi dari pihak keluarga Novita di Indonesia.
Selanjutnya, KJRI Houston telah bertemu dengan Sekda Negara Bagian Texas, John B. Scott untuk meminta bantuan agar dapat mempercepat proses administrasi pemulangan jenazah, antara lain dengan menerbitkan Certificate of Death oleh instansi terkait.
"KJRI Houston juga terus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk memfasilitasi keinginan pihak keluarga almarhumah," kata KJRI Houston dalam keterangannya.