"Pria berbaju hitam masuk, bersama ibunya dan anggota keluarga lainnya, dan mereka membuat kami menandatangani dokumen di bawah paksaan untuk mengakhiri pernikahan kami," katanya kepada Daily Mail,
Meski telah menandatangani kesepakatan, mereka masih diizinkan melanjutkan hubungan dan komunikasi.
"Mereka memberi tahu saya jika saya akan menandatangani kontrak - pembatalan, mereka akan membiarkan saya dan Britney melanjutkan hubungan kami, dan jika kami merasakan hal yang sama dalam enam bulan, mereka akan memberi kami pernikahan yang layak," kata Alexander.
"Jadi saya tidak punya alasan untuk percaya sebaliknya. Saya pikir itulah kebenarannya.
Mereka mengizinkan Britney dan saya untuk tetap berkomunikasi melalui telepon," sambungnya.
Namun Alexander merasa dibohongi karena ia tak bisa menghubungi Britney sehari setelah kesepakatan dilakukan.
"Kami tidak ingin membatalkannya. Mereka berbohong kepada kami. Itu selalu tentang mengendalikan Britney dan mengendalikan uangnya," kata Alexander. (*)