Jika memakai unsur bulan saja, tahun baru dalam kalender China akan sama perhitungannya dengan tahun baru Hijriah. Bisa jadi, ada tahun baru Imlek yang jatuh pada musim dingin.
Masuknya perhitungan musim inilah letak perpaduan unsur matahari dan bulan dalam kalender China, menurut Hakim.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menambahkan bahwa selama ini Imlek selalu jatuh pada Januari-Februari saat musim hujan.
"Demikian pada 2022, Hari Raya Imlek 2573 Kongzili jatuh pada 1 Februari 2022, yang notabene merupakan musim hujan," ujarnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (28/01).
Perkiraan dari BMKG menunjukkan bahwa puncak musim hujan terjadi pada awal 2022. Tepatnya pada Januari hingga Februari.
Hujan simbol keberuntungan
Peristiwa turun hujan pada Tahun Baru Imlek juga memiliki makna filosofis. Fahmi mengatakan masyarakat China meyakini bahwa hujan merupakan tanda keberkahan.
“Sari sisi filososif sebenarnya hujan membawa keberkahan, sehingga kadang-kadang hujan itu justru ditunggu. Jadi, ketika Imlek kemudian hujan, itu mereka merasa berkahnya turun. Ada semacam kebahagiaan,” tuturnya.
Senada, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ikatan Pemuda Tionghoa Indonesia Provinsi DKI Jakarta Glenn Wijaya mengatakan, hujan merupakan simbol keberuntungan. Hujan saat perayaan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik.
“Imlek identik dengan hujan karena hujan merupakan simbol keberuntungan. Apalagi Imlek itu untuk menandai datangnya spring (musim semi). Maka dari itu, hujan merupakan simbol yang baik untuk kehidupan agraris,” tutur dia kepada Kompas.com.
(*)