"Kalau istri tersebut ikhlas di poligami, maka sang ibu tidak boleh melarang. Kalau seorang istri ridho di poligami, harus ada pendekatan intensif dengan ibunya. Sebab, ibu, tidak ada ikatan cinta dengan menantunya.
Sementara istri yang ridho itu, ada ikatan cinta dengan suami. Satu hal yang perlu diingat, kalau sudah ridho, jangan pernah memperlihatkan rasa sakit di poligami itu kepada ibunya agar ibunya juga tidak merasa tersakiti.
Tetapi bila istri belum siap dipoligami, si ibu harus bicara," tegasnya di depan anggota HMC Jogja yang sore itu menggelar pertemuan rutin bulanan di Hotel Cakra Kembang.
"Lho, ini kok jadi membahas soal poligami?" seloroh Teh Ninih kemudian.
Kontan disambut tawa anggota HMC Jogja yang tampaknya serius mendengarkan penuturannya.
"Semua kejadian itu, selalu atas ridho dan izin Allah", lanjutnya.
Sebenarnya, ibu 7 anak itu, diminta oleh pengurus HMS Jogja yang diketuai desainer Indraswari, untuk membahas tema "Menumbuhkan Cinta, Keiklhasan & Pengabdian Sebagai Istri & Ibu."
Namun di sore yang diwarnai hujan deras itu, dari pantauan tabloidnova.com peserta boleh bertanya meski sedikit keluar dari topik utama.
Menurut Teh Ninih, kunci kecantikan perempuan yang sesungguhnya adalah keikhlasan.
"Tapi ikhlas itu juga tidak mudah, Harus berlatih. Menjadi istri dan ibu, kalau tidak punya ilmunya akan tersesat," ungkap Teh Ninih yang sudah menulis beberapa buku ini.
Teh Ninih mencontohkan, keikhlasan yang diberikan istri kepada suami dan anak-anaknya harus tulus, tidak boleh berharap balasan karena yag ia perbuat hanya mengharap ridha Allah, semata.