“Tapi di sisi lain, kalau Pak Suhud yang banyak di-explore, lalu ditokohkan, itu akan membuat orang-orang yang masih suka pada Baim Wong bisa memanfaatkan hal ini untuk membalikkan keadaan,” tuturnya.
Oleh karena itu, Roy Suryo mengimbau semua pihak agar berpikir objektif dan lebih bijak dalam menggunakan sosial media.
“Maka bijak-bijaklah dalam bersosmed. Memang tidak bisa ada pendapat yang sama di sosmed,” lanjutnya lagi.
“Seperti gelas kalau kita mengisinya separuh. Orang akan memandangnya, ini sudah terisi separuh atau sudah kosong separuh. Nah, ini sama dengan Pak Suhud. Kalau dia di-explore berlebihan, akibatnya bisa jadi lebay. Kalau lebay, yang tadinya simpati bisa jadi antipati,” tandas Roy Suryo.
Roy Suryo juga ikut menyayangkan mengapa seorang Baim Wong bisa nekat melakukan hal itu pada seorang kakek tua.
Terlebih Baim Wong juga menjadikan peristiwa tersebut sebagai sebuah konten.
"Sosial media bisa digunakan seperti pisau, adegannya sepertinya peristiwa biasa, tapi ketika dia merekam harusnya dia bisa berpikir, layak gak itu ditayangkan?," ucap Roy Suryo seperti dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi.
Sebagai pakar ahli telematika, Roy Suryo miris dengan tindakan Baim Wong.
Apalagi sampai membuat umpatan dan momen marah-marahnya di tayangkan ke ranah publik.