"Mereka pergi mencari Tuhan, kami tidak ingin tinggal di sini lebih lama lagi," kata ayah yang berduka itu sambil terisak.
"Kami akan segera bertemu mereka, kamu dan aku. Ya Tuhan, biarlah ini tidak terlalu lama," sambung dia.
Duduk di tepi ranjang rumah sakit, Hadidi dengan hati-hati mencium pipi anaknya.
Dalam pelukannya, Omar beristirahat dengan tenang, kaki kanannya menyembul dari baju monyetnya dengan gips.
Kelopak matanya memar gelap dan bengkak, sementara wajahnya dipenuhi goresan.
Kronologi serangan
Serangan pada Sabtu malam terjadi saat kegembiraan keluarga Muslim berkumpul bersama untuk merayakan Idul Fitri.
Sehari sebelumnya, Jumat (14/05), ibu Omar telah membawanya dan saudara laki-lakinya untuk mengunjungi sepupu mereka di dekat kampa pengungsian Shat di luar Gaza.
"Anak-anak mengenakan pakaian Idul Fitri, mengambil mainan mereka dan pergi ke rumah paman mereka untuk merayakan," kata Hadidi.