Baca Juga: Diklaim Lebih dari 90 Persen Efektif, Vaksin Corona Moderna Akan Dilepas dengan Kisaran Harga Segini
Moderna melaporkan, ada 30 peserta yang berstatus kasus parah dan semuanya pada kelompok plasebo.
Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kemanjuran konsisten terjadi di semua usia, ras, dan etnis, serta demografi gender.
Sebab, uji coba pada 196 peserta itu mencakup 33 orang dewasa berusia di atas 65 tahun dan 42 sukarelawan dari berbagai kelompok ras, termasuk 29 orang Latin, 6 orang kulit hitam, 4 orang Asia Amerika, dan 3 peserta multiras.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Belum Ada Negara yang Pulih Secara Ekonomi Sampai Vaksin Covid-19 Ditemukan
Pada saat bersamaan, seperti diberitakan Reuters, Senin (30/11), Moderna mengumumkan rencananya untuk meminta otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat.
Pada akhir 2020, perusahaan itu menyebut akan memiliki sekitar 20 juta dosis vaksin yang siap dikirim di AS dan cukup untuk menyuntik 10 juta orang.
Selain itu, mereka juga berencana mengajukan izin pemasaran bersyarat dengan Europan Medicines Agency (EMA).
Vaksin yang dikembangkan oleh Moderna dan Pfizer/BioNTech menggunakan teknologi baru yang disebut mRNA.
Hasil kemanjuran akhir Moderna sedikit lebih rendah daripada analisis sementara yang dirilis pada 16 November tentang efektivitas 94,5 persen.
Akan tetapi, Kepala Eksekutif Medis Tal Zaks mengatakan bahwa perbedaan itu tidak signifikan secara statistik.