Menurut dia, hal tersebut merupakan upaya pemerintah untuk tetap memegang kendali walau respons kebijakannya belum koheren, baik di tingkat nasional maupun lokal.
Inaya mengatakan, pandemi Covid-19 itu telah menimbulkan disrupsi terparah sepanjang sejarah baik bagi pemerintah, industri, maupun masyarakat sipil di seluruh dunia, tidak terkecuali Asia Tenggara.
Pandemi juga telah memicu debat ilmu politik tentang jenis rezim yang lebih efektif dan sistem pemerintahan yang lebih siap untuk menghadapi krisis seperti ini.
Berbagai negara pun telah merespons melalui pendekatan berdasarkan tata kelola, ketahanan sosial, atau keduanya.
"Bercermin dari pengalaman negara-negara lain di Asia Tenggara termasuk kepentingan dan kekuatan serta kelemahan tiap model rezim pemerintahan, penting sebagai bahan refleksi akademik dan kebijakan,” ucap dia.
Tidak hanya Indonesia, dalam seminar tersebut ada dua negara lain yang dianalisis, yakni Singapura dan Vietnam.
Pembicara lainnya yang hadir adalah Assistant Profesor, School of Social Sciences Nanyang Technological University Walid Jumblatt Bin Abdullah, dan Associate Professor Asia Institute University of Melbourne Adam Forde.
Adapun ARC UI merupakan pusat kajian dan penelitian mengenai isu sosial politik di wilayah Asia Tenggara. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Akademisi UI: Laporan Global Menyebut Pemerintah RI Lambat Tangani Covid-19"