"Dibilang 'gila juga ya, berani tolak kontrak'. Gara-garanya pasang logo minumannya di font-nya hipnotis, 'o'-nya jadi ada logonya. Padahal sudah ngomongin storyboard," kata Romy.
Pemilik nama asli Romy Tunggul Widodo ini juga pernah menolak iklan rokok hingga obat sakit kepala karena tidak sesuai dengan prinsipnya.
"Tawaran iklan rokok juga pernah ditolak, iklan rokok lho. Iklan obat sakit kepala, hipnoterapi kan enggak pakai obat, dulu pernah juga gue tolak juga. 'Ini storyboard-nya'," ungkap Romy Rafael.
Deddy Corbuzier lalu menanyakan apakah penolakan iklan tersebut sangat berpengaruh terhadap finansial Romy Rafael.
"Apakah itu tidak merugikan lu secara finance? I know, lu tidak dengan itu, lu hidup. Tapi maksudnya kan, you can get more ketika lu menurunkan sisi idealisme," ujar Deddy.
Romy Rafael tetap teguh pada prinsip dan citra hipnotis yang sudah ia bangun sejak awal kariernya.
Ia bahkan khawatir suatu saat iklan-iklan tersebut menjadi bumerang jika dirinya tak menerapkan idealisme seperti sekarang ini. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Romy Rafael Bicara soal Sulap dan Hipnotis yang Disalahgunakan dalam Acara Televisi