"Untuk melihat secara valid berapa kasus baru harian, tentu harus diakukan dengantestingyang optimal, baik kuantitas maupun kualitas," jelas dia.
"Bila ini tak bisa kita nilai, itu bukan sesuatu yang aman-aman saja. Malah sebaliknya, kita berada dalam posisi yang rawan karena kita tidak bisa menilai situasi sesungguhya di wilayah tersebut," lanjut Dicky.
Indikator kedua adalahinfection rateyang juga dipengaruhi oleh kapasitastesting.
Dicky menyebut infection rate tersebut bisa menilai seberapa parah virus corona telah menyebar.
Ketiga,positivity ratebaik pada level nasional maupun daerah yang berada di atas rata-rata global atau indikator WHO, yaitu di bawah 5 persen.
"Rata-rata kita di atas 10 persen, belum pernah turun di bawah 10 persen. Tentu ini situasinya rawan," kata Dicky.
Indikator terakhir untuk menilai bahwa Indonesia berada pada fase rawan adalah persentase penggunaan tempat tidur rumah sakit yang menunjukkan peningkatan.
Menurut dia, setiap daerah harus melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator tersebut untuk melihat sejauh mana tingkat keseriusan kondisi Covid-19.
Oleh karena itu, Dicky mengimbau agar semua daerah menguatkantestingdantracing, sehingga mendapatkan data yag memadai secara epidemiologi.