Menurut dia, hal yang harus dijadikan dalam penanganan virus corona adalah menurunkan positive rate hingga di bawah 5 persen dan tes terhadap 1 per seribu orang dalam seminggu.
Selain itu, kata Dicky, sebanyak 80 persen kasus-kasus baru yang dilaporan harus berasal dari tracing.
"Orang-orang yang ditracing itu paling lama 72 jam dari sejak tracing, sudah dites swab dan isolasi. Ini yang menjadi target global," jelas dia.
Dicky menjelaskan hal yang patut diwaspadai dan diperbaiki oleh Indonesia adalah angka kematian yang tergolong tinggi.
Kondisi itu mencerminkan adanya keterlambatan dalam aspek testing, tracing, dan isolasi.
"Ini yang harus diwaspadai dan peringatan serius. Ini tentu tidak bisa kita biarkan, harus kita tingkatkan di semua wilayah dengan ditambah perubahan perilaku," tutur dia.
Kendati demikian, ia mengatakan, tingginya tingkat kesembuhan di Indonesia tersebut juga harus disyukuri bersama.
Sebab, ada peran rumah sakit yang berjuang tanpa henti dalam menangani pasien virus corona di Indonesia.
Dicky mengingatkan, agar pemerintah terus meningkatkan penguatan kuantitas dan kualitas penanganan pandemi virus corona.