"Jangan memberi beban penanggung jawab pasien hanya satu dokter dalam penanganan Covid-19, tapi adalah tim sehingga dokter dapat diberi waktu dua hari atau minimal sehari istirahat setelah sehari memberikan pelayanan Covid-19," ujar Ruby.
Kemudian, perlu dilakukan juga peningkatan pencegahan infeksi Covid-19 di rumah sakit berupa melengkapi para dokter dengan APD.
Apabila persedian di rumah sakit terbatas, pemerintah seharusnya berusaha bagaimana caranya agar persediaan APD dapat tercukupi.
"Perketat skrining pasien yang datang ke fasilitas kesehatan dan batasi jam dan jumlah pasien rawat jalan. Jika kasus ringan maka cukup konsultasi online saja dan obat dikirimkan ke rumah pasien," lanjut Ruby.
Para dokter dan tenaga medis lain, kata Ruby, juga harus melakukan swab tes setiap 15 hari sekali agar dapat terdeteksi lebih awal.
Mengenai biaya swab tes tersebut, Ruby mendesak agar didukung dari dana yang berasal dari pemerintah.
"Biaya ini sudah seharusnya pemerintah mendukung dari dana Covid-19 yang ratusan triliun itu. Jangan diserahkan hal-hal ini ke mekanisme pasar," kata Ruby.
"Pemerintah juga harus menjaga ketersediaan seluruh alat, obat, bahan habis pakai medis untuk pemeriksaan dan dilakukan pembayaran segera kepada rumah sakit agar rumah sakit memiliki cash flow untuk pelayanan selanjutnya," sambungnya.
Ruby menambahkan, pemerintah juga dituntut untuk tetap menggencarkan kampanye pencegahan Covid-19 seperti mencuci tangan, memakai masker, jaga jarak dan lainnya.