"Pas lihat orangnya, Mas Anang rada curiga, tapi aku yaa iya-iya aja (rada aneh biasa aku detail banget ini kayak manut aja, percaya ngga percaya) apa lagi ada link di media-media online kalau mereka abis kasih sumbangan 200m melalui PMI Jember (ternyata sampe sekarang ngga ada atau hoax)," papar Ashanty.
Saat proses jual-beli rumah itu, jelas Ashanty, sang calon pembeli memaksa meminta surat rumah.
Beruntung, Anang menahan, tak ingin memberikan sebelum calon pembelinya itu membayarkan DP.
"Mereka maksa minta surat rumah dan aku udah mau kasih. Bahkan kita udah buat perjanjian depan notaris, udah yakin banget sampe aku udah cari-cari rumah lain, bahkan udah DP tempat lain buat kita pindah supaya bisa mulai pindahan karena barang banyak, anak banyak, dan repot kalau dadakan," lanjut Ashanty.
"Untung Mas Anang kayak nahan-nahan, secara dia emang rada nggak ikhlas rumah dijual. Jadi dia lebih nahan sampe mereka keluarin DP."
Ashanty lantas memaparkan bagaimana dirinya akhirnya tahu bahwa ia dan keluarga hampir saja menjadi korban penipuan.
Disebutkannya, banyak orang yang mengirimi dirinya link tentang calon pembelinya itu.
Bahkan ada rekan seprofesi Ashanty yang sudah menjadi korban penipuan orang tersebut.
"Sampai akhirnya banyak banget yang DM aku, WA kita, dan share link tentang mereka, bahkan ada temen public figure yg udah kena juga," ungkapnya.