Namun sebaliknya, manusia yang melalaikan ibadah, berarti ia telah mendisfungsikan hakikat penciptaannya.
Dalam hal ini hendaknya seseorang meyakini, apa pun yang didapatkan manusia adalah kehendak Allah SWT. Dan sedari awal, manusia itu harus menggantungkan segala keinginan dan hajatnya kepada Allah SWT, yaitu dengan melalui perantara doa. Tentunya doa yang baik ialah doa yang selalu mengikuti cara yang diajarkan oleh Al-Quran dan Al-Hadits.
Perlu diketahui, ibadah merupakan jembatan penghubung antara Rabb dan hambanya. Jembatan untuk mendapatkan kasih sayang dan magfiroh dari Allah SWT.
Semakin kokoh jembatan tersebut, maka semakin melimpahlah rahmat, ampunan dan kasih sayang Allah SWT kepadanya.
Karenanya, sudah seharusnya semangat ibadah kita dipupuk dan dipelihara. Tak lain supaya ibadah yang kita lakukan menjadi sebuah kenikmatan tertinggi yang tiada tara.
3. Jiwa Menjadi Tenteram
Ketika seorang hamba berdoa itu tandanya ia sedang menghubungkan dirinya dengan Allah SWT. Sebagai bentuk isyarat Allah SWT bahwa doa kita diterima oleh-Nya ialah dengan ketenteraman hati pada diri umatnya yang berdoa tersebut.
Ada yang datang kepada Ja’far al-Shadiq dan bertanya “ Apa tanda diterimanya doa? Ja’far al Shadiq menjawab “ Ketenteraman hati ”. Bukankah itu juga janji Allah SWT “ Ingatlah hanya dengan mengingat Allah SWT hati menjadi tenteram.
4. Yakin Akan Dikabulkan Doanya