Ia dirujuk lantaran memiliki gejala mengarah ke Covid-19 seperti batuk, demam tinggi, sesak napas hingga muntah-muntah. Sempat dirawat dua hari, PDP tersebut meninggal, Rabu (03/06).
RS digeruduk saat hendak urus jenazah dengan protap Covid-19 Pihak rumah sakit berencana akan mengurus dan mengkafani jenazah sesuai protap Covid-19, namun tiba-tiba sekelompok orang menggeruduk RS.
Jumlah mereka sekitar 100 orang dan membawa senjata tajam.
Rumah sakit yang juga hendak mengambil sampel swab pasien akhirnya gagal karena digeruduk dan diintimidasi.
"Baru rencana akan dikafani, dishalatkan dan dimakamkan protap Covid-19 di Maccanda, Gowa, eh, datang pihak keluarga langsung ambil paksa dan bawa pergi," tutur Arman.
Pihak rumah sakit tak bisa berbuat banyak dalam kondisi tersebut.
"Daripada dihalau, bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi saya perintahkan langsung, biarkan saja agar tidak terjadi pertumpahan darah," papar Arman.
Dari rekaman CCTV rumah sakit, terlihat tujuh orang masuk ruang ICU dan membawa pergi jenazah tersebut begitu saja.
Ratusan penjemput ditetapkan sebagai ODP