Tak berapa lama, seorang pejalan kaki menghampiri pria tersebut. Pejalan kaki itu menanyakan harga blender yang dijualnya.
Pria itu menjawab seikhlasnya asal bisa makan. Pejalan kaki itu mengeluarkan uang Rp100.000 dan memberikannya kepada pria tersebut.
Dia juga meminta pria itu menyimpan blender itu. Tangis pria yang menjajakan blender di pinggir jalan itu sontak pecah.
Pria yang menjual blender itu merupakan Sujono (40), warga Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan.
Sujono mengatakan, terpaksa menjual blender bekas itu di pinggir Jalan Raya Magetan-Maopati karena tak lagi punya uang buat beli beras.
Pria yang berprofesi sebagai pedagang pentol keliling itu sudah tiga bulan tak berjualan. Ia biasa berkeliling di kawasan Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan.
Kawasan itu kini ditutup karena menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona baru.
“Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender,” kata Sujono saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/5).
Di rumah itu, Sujono tinggal bersama istri, anak, dan ibunya. Rumah di Desa Pojok Sari itu merupakan milik ibunya yang sedang sakit.