GridStar.ID - Umat Kristiani akan merayakan Paskah yang jatuh pada Minggu (12/04).
Di beberapa negara memiliki tradisi yang unik untuk merayakan paskah.
Tradisi unik Perayaan Paskah sudah ada sejak lama dan menjadi kebiasan yang dilakukan setiap kali Paskah tiba.
Baca Juga: Masih Ada yang Keliru Sebut, Ini Perbedaan Paskah dan Jumat Agung
Dilansir dari laman Womansday, berikut beberapa tradisi Paskah dari beberapa negara di dunia
1. Finlandia
Di Finlandia, anak-anak merayakan Paskah dengan mengemis di jalanan dengan wajah penuh coretan dan membawa sapu seperti penyihir.
Tradisi itu berasal dari keyakinan bahwa api bisa memangkah penyihir yang terbang dengan sapi pada Jumat Agung hingga Minggu Paskah.
2. Polandia
Polandia memiliki tradisi unik untuk merayakan Paskah yaitu Smingus-Dyngus yang berarti saling menyiram air satu sama lain.
Anak laki-laki biasanya akan menyiram air dengan ember, pistol air atau apa saja.
Konon, gadis yang basah karena siraman air tersebut akan menikah pada tahun itu juga.
Baca Juga: Pandemi Corona terjadi di saat Paskah 2020, Ini Himbauan dari Kemenag
3. Republik Ceko dan Slovakia
Jauh dari kesan menyenangkan, di Republik Ceko dan Slovakia ada tradisi Paksah di mana laki-laki memukul perempuan dengan cambuk yang terbuat dari ranting willow dan dihiasi pita.
Menurut legenda, willow adalah pohon pertama yang mekar di musim semi.
Sehingga ranting pohon diharapkan mentransfer vitalitas dan kesuburan pohon ke perempuan.
Baca Juga: Paskah 2020: Sejarah Penyaliban Yesus yang Dikenal sebagai Jumat Agung
Tindakan memukul ini bukan dimaksudkan untuk menyiksa, tetapi dilakukan secara menyenangkan.
4. Norwegia
Jika di Norwegia, Paskah adalah waktu yang populer bagi orang-orang Norwegia untuk membaca novel yang berkisah tentang kejahatan, di mana para penerbit buku hadir dengan edisi spesial 'Easter Thrillers' yang dikenal dengan Paaskekrimmen.
Tradisi ini telah dimulai sejak tahun 1923, ketika sebuah penerbit buku mempromosikan novel kisah kriminal baru di halaman depan surat kabar.
Iklan tersebut menyerupai berita, sehingga banyak orang yang terkecoh dan menjadi tradisi.
(*)