GridStar.ID - Aksi biduan atau yang dikenal dengan sebutan 'candoleng-doleng' di Sulawesi Selatan, kadang kala mempertontonkan hal yang seharusnya.
Banyak biduan justru membuat resah masyarakat.
Karena tidak sedikit para pelaku ini tidak segan berdandan vulgar, yang memperlihatkan pakaian dan goyangan yang kelewat batas.
Kali ini potret yang kurang pantas diperlihatkan dua biduan dangdut di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Dari foto yang diposting sebuah akun Facebook bernama Wahyuni Zainal Abidin, tampak dua biduan itu bergoyang mengenakan seragam sekolah SMA.
Melansir TribunTimur, Wahyuni yang merupakan seorang guru di salah satu sekolah dasar di Gowa, menyayangkan pakaian yang dikenakan dua biduan tersebut.
Teguran tersebut ia sampaikan pada akun facebook miliknya.
Bak Lupa Diri, Aksi 2 Biduan Goyang Seksi Pakai Seragam SMA di Acara Pernikahan Warga Bikin Heboh Sedesa, Akui Tak Tahu Menau Pak Kades: Penampilannya Mengejutkan
"Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, kebetulan saya lewat di jln yang kebetulan ada pengantin dan dihibur oleh orkes.. yang situasinya sangat heboh. yg sangat memprihatinkan kenapa biduan/penyanyi orkes itu berpakaian ala siswa SMA,
dengan joget yang seronok..tolong para pemerhati pendidikan apa bisa dihimbau kepada pemilik orkes itu jangan pakai baju SMA dong.. apa bukan melecehkan namanya itu, sekali lagi mohon maaf karena saya post disini.." tulis Wahyuni.
Dari foto yang di posting, tampak kedua biduan itu mengenakan seragam siswa SMA dengan rok super pendek.
Setelah ditelesuri, aksi biduan itu saat main di Desa Bontoala.
Kepala Desa Bontoala, Muh Yusuf Muin mengaku tidak mengetahui dan kaget dengan aksi panggung yang mempertontonkan hal yang tidak semestinya.
Apalagi mencoreng dunia pendidikan, dengan menggunakan atribut seragam sekolah.
"Saya kaget dan penampilannya mengejutkan, keterlaluan memang penampilannya kalau saya lihat dari foto tersebut. Saya juga tidak tahu kejadiannya.
Semalam saya ke pesta seorang warga di Dusun Manyampa, jadi tidak mengetahui adanya aktivitas orkes tersebut. Ini tentu mencoreng nama Desa Bontoala sendiri," kata Yusuf.
Terlebih lagi, pemilik acara yang menghadirkan orkes tidak mengantongi izin baik kepada Bhabinsa maupun kepada aparat Desa.
"Setelah saya konfirmasi kepada Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas ternyata memang dia tidak ada izinnya, saya koordinasi untuk melihat daftar surat pengantar memang tidak ada izinnya dari desa," Yusuf menambahkan.
Kedepannya Yusuf menghendaki kejadian seperti ini tak lagi terulang.
"Harapan saya, mudah-mudahan dengan pemberitaan ini Pak Kapolsek bisa memanggil pemilik elekton dan yang buat keramaian. Bila perlu dilaporkan saja mereka ke Polsek untuk ditindaklanjuti ini yang punya elekton dan yang buat keramaian tanpa izin," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gowa, Dr Salam saat dikonfirmasi terkait hal ini, mengecam aksi viral kedua bidua tersebut.
"Mengerikan, jauh dari etika akademik. Saya sudah telepon kadis pendidikan Propinsi, karena kewenangannya mereka endik (adik)," katanya. (*)