Melainkan, soal kondisi sebenarnya yang ada di lapangan.
"Bukan soal lockdown atau tidak, beberapa hal perlu membatasi, pertama kita harus mengetahui dulu kondisi sebenarnya, sebagai contoh, Korea sudah memeriksa lebih dari 200 ribu rakyatnya sehingga diketahui ada 8000 yang kena," terang Jusuf Kalla.
"Kita baru sempat mengetes lebih 1000 sehingga tentu itu yang didapat tidak banyak," sambungnya.
Jusuf Kalla kemudian menyoroti soal ketersediaan tempat pemeriksaan yang ada.
"Sangat baik dan sudah dijalankan bahwa pemerintah memperbanyak tempat pemeriksaan, tempat tes. Kalau mengetahui keadaan sebenarnya baru pemerintah bisa ambil tindakan," terang Jusuf Kalla.
Hal penting saat ini, lanjutnya, masyakarat harus bisa melindungi dirinya dari virus corona.
Satu di antaranya dengan menghindari keramaian.
"Kan kita tahu semua, corona itu berjangkit mewabah dari orang ke orang, saya kira sudah terlalu banyak itu didiskusikan, jadi setuju semua bahwa keramaian harus kita kurangi, ada caranya kalau ketemu, kebersihan dijaga di semua lingkungan, tangan dijaga semua," pungkasnya.
Kini, beberapa daerah di Indonesia telah menetapkan wilayahnya dengan status Kejadian Luar Biasa (KLB) seperti Solo, Banten dan Tangerang. (*)