GridStar.ID - Usai Presiden Joko Widodo mengumunkan bahwa terdapat dua WNI yang positif virus corona pada (03/02) lalu.
Masyarakat Indonesia tak sedikitnya panik hingga adapula yang mencari keuntungan dibalik peristiwa ini.
Permintaan masker dan hand sanitizer meningkat hingga membuat alat kesehatan mengalami kelangkaan.
Bahkan, banyak oknum yang memanfaatkan peristiwa ini dengan menimbun masker dan menjualnya dengan harga yang tidak lazim.
Selain itu, yang sangat disayangkan identitas pasien yang terkena COVID-19 diumbar dengan sembarangan.
Diketahui, dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif terjangkit virus corona berasal dari Depok.
Seorang tetangga pasien virus tersebut sangat menyayangkan identitas sang pasien dibongkar secara terang-terangan oleh para pejabat.
Hal itu diungkapkan Anisa Hidayah dalam kanal YouTube Najwa Shihab acara Mata Najwa pada (05/02).
Diketahui, dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang dinyatakan positif terjangkit virus corona berasal dari Depok.
"Nama dan alamat persis disampaikan oleh walikota yang seharusnya mesti apa yang harus dilakukan pertama siapa sih menyebar luaskan data pasien, setahu kami data pasien di sejumlah negara itu kan dilindungi," Ungkap Anis Hidayah.
Anis Hidayah merasa seharusnya pemangku kebijakan negara mengambil tindakan yang tegas.
"Begitu diumumkan presiden datanya viral bahkan walikota menyebut nama dan alamatnya, ini kan menurut saya perlu ada tindakan yang tegas oleh presidena," Kata Anis Hidayah.
Selain itu, ia menceritakan pejabat daerah serampangan mengambil tindakan.
"Termasuk info-info yang mengatakan seluruh warga saya akan diisolasi selama 14 hari ternyata begitu kita track medianya itu statement pihak yang punya otoritas," Tutur Anis.
"Boleh disebutkan mba yang menyebutkan itu," Tanya Najwa Shihab sebagai tuan rumah Mata Najwa.
"Em Kadis Kominfo Depok," Jawab Anis.
"Jadi Walikota Depok yang menyebutkan alamat dan Kadis Kominfo Depok yang bilang seperti itu," Tegas Najwa Shihab.
Anis Hidayah mengungkapkan keresahannya terhadap respon masyarakat yang dinilai tidak baik.
“Yang sangat jahat yang kami rasakan adalah mestinya saat ini masyarakat Indonesia itu dalam suasana duka ada warga negara Indonesia yang positif corona.
Yang itu tidak diinginkan oleh siapapun tetapi justru masyarakat berlomba-lomba untuk menghakimi mestinya kan bersolidaritas, empati.
Menghakimi mengaitkan dengan hal yang tidak terkait misalnya membongkar aktivitas sehari-harinya, backgroundnya dan lain sebagainya," Tutur Anis.
Tak hanya itu, Anis pun meyebut bahwa pasien virus corona yang merupakan tetangganya adalah warga yang terhormat.
"Saya kira semua itu tahu pasien ini warga terhormat, senior, prestasi internasional, yang saya kira punya kotribusi besar pada bagaimana kebudayaan dibangun di negeri ini," Tegas Anis. (*)