Pengalaman ini diceritakan oleh Anang Hermansyah dan Ashanty dengan diselingi oleh tawa.
Keduanya mencoba memaklumi tindakan Aurel Hermansyah yang kini mulai beranjak dewasa.
Mereka beranggapan jika itu adalah bentuk dari sebuah siklus hidup sekaligus cara Aurel Hermansyah untuk bisa mengekspresikan apa yang dirasakannya. (*)