GridStar.ID - Fenomena aphelion terjadi pada Selasa (06/07).
Fenomena ini terjadi karena posisi Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.
Hal itu disampaikan peneliti di Pusat Penelitian Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Andi Pangerang Hasanuddin.
Sedangkan saat bumi berada di jarak terdekat dari Matahari disebut dengan perihelion, biasanya ini terjadi setiap tahun pada bulan Januari.
Sedangkan posisi sebaliknya, saat Bumi berada di titik terjauh dari Matahari atau aphelion, akan terjadi pada bulan Juni.
Dikutip dari Kompas.com, Aphelion di tahun ini terjadi pada tanggal 6 Juli 2021, di mana puncaknya terjadi pada pukul 05.27 WIB, 06.27 WITA, 07.27 WIT pada jarak 152.100.527 kilometer.
Karena fenomena ini, orbit bumi tidak sepenuhnya menjadi lingkaran sempurna, melainkan menjadi elips.
Tak hanya itu saja, Matahari akan terlihat sedikit lebih kecil dibanding biasanya, atau berkurang 1,68 persen.
Lalu apa dampak fenomena aphelion ke Bumi?
Andi mengungkapkan bahwa tak ada dampak signifikan yang akat terjadi di Bumi.
Isu terkait kondisi suhu lebih dingin atau lebih panas dari biasanya karena pengaruh dari Aphelion pun tidak benar.
Suhu dingin saat pagi hari beberapa waktu terakhri hingga Agustus mendatang merupakan kondisi yang biasa terjadi saat musim kemarau.
Suhu yang dingin disebabkan karena tutupan awan sedikit, dan tidak ada panas dari permukaan Bumi yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari, hingga dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.
Posisi Bumi yang berda di titik terjauh dari Matahari juga tak mempengaruhi panas yang diterima Bumi. (*)