Mengingat 16 Tahun Tsunami Aceh, Diawali Gempa Besar hingga Gelombang Tinggi yang Menyapu Sumatera Utara dan Beberapa Negara Lain

Sabtu, 26 Desember 2020 | 13:30
Susanto, Agus

Gempa dan Tsunami Di NAD dan Sumut

GridStar.ID - 26 Desember 2004, menjadi hari penuh duka bagi masyarakat Indonesia.

16 tahun lalu, gelombang tsunami menyapu wilayah Aceh dan beberapa negara di sekitarnya.

Tak hanya tsunami, sebelum gelombang itu datang, gempa dangkal dengan kekuatan sebesar 9,3 M terjadi di Samudera Hindia.

Para ahli menyebut gempa tersebut merupakan gempa terbesar ke-5 yang ada di dalam sejarah.

Baca Juga: Dua Tahun Berlalu, Ifan Seventeen Baru Ungkap Temuan Rekaman Lewat Kejadian Tak Logis Sebelum Personilnya Tewas

Didahului gempa

Mengutip DW (23/12/2014), tsunami didahului gempa yang terjadi pada pukul 07.59 WIB.

Tidak lama setelah itu, muncul gelombang tsunami yang diperkirakan memiliki ketinggian 30 meter, dengan kecepatan mencapai 100 meter per detik, atau 360 kilometer per jam.

Gelombang besar nan kuat ini tidak hanya menghanyutkan warga, binatang ternak, menghancurkan pemukiman bahkan satu wilayah, namun juga berhasil menyeret sebuah kapal ke tengah daratan.

Kapal itu ialah Kapal PLTD Apung yang terseret hingga 5 kilometer dari kawasan perairan ke tengah daratan.

Baca Juga: Ancaman Tsunami dan Gunung Berapi Sempat Bikin Resah, Mbah Mijan Ungkap Penerawangannya, 2021 Bakal Disambut Bencana Puting Beliung

Bencana kemanusiaan terbesar

Sehari setelah kejadian, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bencana ini sebagai bencana kemanusiaan terbesar yang pernah terjadi.

Sejak saat itu, bantuan internasional pun berdatangan untuk menolong masyarakat.

Termasuk pesawat militer dari Jerman hingga kapal induk milik Amerika Serikat didatangkan ke lokasi bencana.

Selang beberapa hari dan proses pencarian korban terus digencarkan, PBB pada 4 januari 2005, mengeluarkan taksiran awal bahwa jumlah korban tewas sangat mungkin melebihi angka 200.000 jiwa.

Baca Juga: Personelnya Jadi Korban Tsunami 2018 Lalu, Begini Jawaban Ifan Seventeen Saat Ditanya Buat Band Baru: Aku Tak Pernah Berniat...

Berdasarkan Kompas.com (26/12/2020), jumlah korban dari peristiwa alam tersebut disebut mencapai 230.000 jiwa.

Jumlah itu bukan hanya datang dari Indonesia sebagai negara terdampak paling parah, namun juga dari negara-negara lain yang turut mengalami bencana ini.

Negara terdampak

Mengutip arsip pemberitaan Harian Kompas (27/12/2004), gempa dan tsunami di Minggu pagi itu tidak hanya menimpa wilayah Aceh dan Sumatera Utara, tapi juga wilayah negara lain yang terletak di kawasan Teluk Bengali, mulai dari India, Sri Lanka, hingga Thailand.

Baca Juga: Almarhum Istrinya Jadi Korban Tewas Tsunami Banten, Ifan Seventeen Lepas Rindu Ziarahi Makam Dylan Sahara

Sementara di Aceh, bencana yang menghantam begitu kerasnya ini memutuskan semua jaringan listrik juga komunikasi di sana. Sehingga kondisi benar-benar darurat.

Awalnya ratusan orang sudah ditemukan meninggal, tidak tahu lagi ada berapa banyak yang hilang akibat tersapu gelombang, tertimpa reruntuhan, dan sebagainya.

Warga yang masih selamat pun kehilangan tempat tinggalnya, jumlahnya bukan hanya ratusan, tapi ratusan ribu, mereka harus hidup di lokasi pengungsian.

Baca Juga: Gempa 5,9 M Terjadi di Pangandaran, Getaran Terasa hingga Solo dan Tak Berpotensi Tsunami

Bencana ini sontak menjadi bencana nasional dan menjadi pemberitaan utama media hingga beberapa bulan setelahnya.

Presiden ke-6, Soesilo Bambang Yudhoyono bahkan menetapkan 3 hari berkabung sebagai bentuk simpati negara dan bangsa Indonesia pada bencana yang melanda.

Pemulihan

Dengan banyaknya bantuan dan perhatian pada wilayah terdampak bencana, baik yang datang dari Tanah Air maupun dunia internasional, Aceh perlahan kembali tertata.

Baca Juga: Momen Mencekam Gempa dengan Magnitudo 7 Mengguncang Turki hingga Yunani Terekam Kamera, Sempat Terjadi Tsunami Kecil

Tidak hanya secara infrastruktur dan bangunan, namun juga perekonomian, juga psikologis masyarakatnya.

Di Aceh, pada tahun 2009 didirikan sebuah museum untuk mengenang kejadian pilu itu.

Museum itu adalah Museum Tsunami Aceh yang terletak di Kota Banda Aceh.

Baca Juga: Geger Soal Penelitian ITB yang Sebut Selatan Jawa Berpotensi Diterjang Tsunami 20 Meter, BMKG Minta Masyarakat Tak Panik dan Lakukan Hal Ini

Arsitek dari museum tersebut adalah Ridwan Kamil yang saat ini menjabat Gubernur Jawa Barat.

Di dalam museum ini, terdapat beragam diorama yang menggambarkan peristiwa, juga daftar nama mereka yang menjadi korbannya.

Museum ini bukan hanya menjadi situs untuk mengenang keganasan gempa dan tsunami 26 Desember 2004, namun juga menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan kebencanaan bagi masyarakat. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulHari Ini dalam Sejarah: Mengenang Peristiwa Tsunami Aceh 2004

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya