Selama Ini Dikira Menyebar dari Kota Wuhan, Imuwan Asal China Tuding Asal Wabah Virus Covid-19 dari India

Minggu, 29 November 2020 | 22:00
Xinhua

China Sebut Covid-19 Berasal dari India

GridStar.ID - Wabah virus covid-19 masih menjadi pekerjaan rumah di sejumlah negara.

Tak sedikit perusahaan farmasi yang kini berlomba-lomba membuat vaksin covid-19 demi menuntaskan wabah corona.

Namun, di tengah penemuan vaksin, sejumlah ilmuwan justru mengungkapkan penelitian baru tentang penyebaran virus tersebut.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Menggunakan Masker saat Berolahraga di Tengah Pandemi Covid-19 Ternyata Berbahaya

Sejumlah ilmuwan China menyatakan virus corona berasal dari India.

Padahal, diketahui sebelumnya virus tersebut pertama kali dilaporkan muncul di pasar hewan di Kota Wuhan, China, pada akhir tahun 2019.

Melansir Daily Mail, Jumat (27/11/2020), penelitian tentang asal virus corona tersebut dilakukan Akademi Ilmu Pengetahuan China yang dipimpin Dr Shen Libing.

Baca Juga: Krisdayanti Buka Suara Gagalnya Pernikahan Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar Gegara Hal Ini, Ungkap Masih Menikmati Silent Treatment: Harusnya Orangtua Nggak Diundang ya?

Dalam makalah, disebutkan tim peneliti menggunakan analisis filogenetik, yaitu studi tentang bagaimana virus bermutasi untuk mencoba melacak asal-usul Covid-19.

Virus, seperti semua sel, bermutasi saat berkembang biak, yang berarti perubahan kecil terjadi dalam DNA mereka setiap kali mereplikasi diri.

Para ilmuwan berpendapat mungkin untuk melacak versi asli virus dengan menemukan sampel dengan mutasi paling sedikit.

Baca Juga: Belum Bisa Bernapas Lega, Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 500 Ribu, Epidemiolog: Estimasi Bisa 3 Kali Lipat

Mereka mengatakan bahwa menggunakan metode ini mengesampingkan virus corona yang ditemukan di Wuhan sebagai virus 'asli'.

Lebih lanjut, dalam makalah tersebut tertulis strain yang paling sedikit bermutasi ditemukan di delapan negara.

Kedelapan negara itu adalah Australia, Bangladesh, Yunani, AS, Rusia, Italia, India, dan Republik Ceko.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Belum Ada Negara yang Pulih Secara Ekonomi Sampai Vaksin Covid-19 Ditemukan

Para peneliti selanjutnya berpendapat, karena India dan Bangladesh sama-sama mencatat sampel dengan mutasi rendah serta merupakan tetangga geografis, kemungkinan penularan pertama terjadi di sana.

Dengan memperkirakan jumlah waktu yang dibutuhkan virus untuk bermutasi satu kali dan membandingkannya dengan sampel yang diambil di sana, mereka juga berteori virus corona pertama kali muncul di sana pada Juli atau Agustus 2019. Melansir Express, Sabtu (28/11/2020), selain itu ditulis juga gelombang panas pada awal musim panas 2019 meningkatkan interaksi antara manusia dan hewan.

Hal itu mereka perkirakan menjadi penyebab virus dapat menyebar.

Baca Juga: Pilkada 2020: Nyoblos Harus Sesuai Jadwal, Berikut Aturannya!

“Dari Mei hingga Juni 2019, gelombang panas terpanjang kedua yang tercatat mengamuk di India tengah-utara dan Pakistan, yang menciptakan krisis air yang serius di wilayah ini," tulis makalah itu.

Kekurangan air itu diduga membuat hewan liar, seperti monyet, terlibat dalam perebutan air yang mematikan antara satu sama lain.

Hal itu dinilai juga berpotensi meningkatkan interaksi manusia dengan hewan liar.

Baca Juga: Masker Kain yang Seperti Ini yang Paling Bagus untuk Lindungi Diri dari Covid-19 Menurut Peneliti!

"Kami berspekulasi bahwa penularan SARS-CoV-2 (dari hewan ke manusia) mungkin terkait dengan gelombang panas yang tidak biasa ini," tulis makalah itu juga.

Laporan itu menunjukkan Covid-19 tidak dapat dihindari dan epidemi Wuhan hanya sebagian darinya.

Makalah itu berjudul Transmisi Kriptik Awal dan Evolusi Sars-CoV-2 di Hosti Manusia, diposting pada 17 November di ssrn.com, yang disebut platform pracetak dari jurnal medis The Lancet.

Baca Juga: Selama Ini Jadi Obat Covid-19, WHO Umumkan Tak Gunakan Remdesivir karena Bukti Kuat Ini

Pracetak adalah publikasi makalah sebelum ditinjau oleh rekan sejawat, atau diperiksa oleh ilmuwan lain.

Oleh karena itu, temuan ini tidak boleh ditafsirkan sebagai kesimpulan yang ditetapkan.

Klaim baru oleh ilmuwan China tersebut telah ditolak oleh sejumlah ilmuwan terkemuka.

Baca Juga: Uji Coba Tahap Ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca pada 5.000 Pasien Segera Dilakukan, Ilmuwan Harapkan Ini Terjadi

Mengutip The Sun, Jumat (27/11/2020), profesor dalam genetika manusia dan biostatistik di UCLA, Marc Suchard, mengatakan "koleksi acak" dari strain virus yang digunakan tidak mungkin menghasilkan "nenek moyang".

Menurutnya, metode yang digunakan para ilmuwan dari China itu membawa ketidakpastian yang cukup besar. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti China Klaim Virus Corona Berasal dari India"

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya