Massa Padati Bandara Soekarno Hatta Jemput Habib Rizieq, Epidemiolog Sebut Peluang Bakal Muncul Klaster Baru Covid-19: Ini Sangat Mungkin!

Rabu, 11 November 2020 | 08:00
TribunStyle

Epidemiolog khawatir bakal muncul klaster baru covid-19 usai massa padati Bandara Soekarno Hatta jemput Habib Rizieq

GridStar.ID -Massa terlihat Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa (10/11/2020) menyambut datangnya imam besar dari Front Pembela Islam Rizieq Shihab.

Habib Rizieq diketahui bertolak dari Arab Saudi dan sampai di Tanah Air sekitar pukul 09.50 WIB, Rizieq keluar dari Terminal 3 menyapa simpatisannya.

Sempat terjadi aksi saling dorong saat Habib Rizieq muncul menemui simpatisan.

Baca Juga: Ditunggu-Tunggu, Habib Rizieq Akan Tiba di Indonesia 10 November, Berikut Pernyataan Imam Besar Front Pembela Islam!

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menanggapi terjadinya kerumunan dalam penjemputan Rizieq Shihab itu.

Menurut Dicky, kerumunan dalam bentuk apapun sangat berpotensi menimbulkan klaster baru.

"Tentu ini sangat amat mungkin terjadi kasus," katanya pada Kompas.com, Selasa (10/11/2020).

Baca Juga: Kartika Putri Bikin Mertuanya Muntah di Meja Makan, Habib Usman Langsung Tegur Kelakuan sang Istri yang Gegayaan Demi Konten: Wajib Abisin, Mubadzir Itu Dosa!

Dia menjelaskan, saat ini wilayah di Indonesia belum aman karena kasus Covid-19 belum terkendali. Hal itu dibuktikan dengan test positivity rate.

Seperti di Jakarta, kata dia, test positivity rate-nya belum mencapai 5 persen. Selain itu massa yang datang juga tidak diketahui dari mana saja.

Sehingga potensi penularan sangat besar. Walaupun setelah terjadi keramaian nanti tidak terlihat kluster penularan Covid-19, namun hal itu bukan berarti aman.

Baca Juga: Iseng Ikut Campur Keponakan Sekolah Online hingga Dikeluarkan Guru, Kartika Putri Curhat ke Habib Usman bin Yahya, Digertak: Udah Tua Nggak Tahu Sopan Santun!

"Klasternya kok tidak terlihat di kasus ini, masalahnya karena rendahnya testing. Ini bukan berarti aman," ujarnya.

Silent outbreak

Dia menjelaskan, Indonesia didominasi dengan dewasa muda sehingga banyak kasus Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala.

"Di Indonesia secara demografi banyak terdiri atas dewasa muda sehingga banyak didominasi silent outbreak," kata Dicky.

Baca Juga: Kartika Putri Hidup Nyaman di Istana Mewah Habib Usman bin Yahya, Pendakwah Kondang Ini Rupanya Koleksi 7 Lampu Kristal hingga Simpan Tanaman Langka Berharga Ratusan Juta!

Dengan banyaknya kasus yang tidak menunjukkan gejala, hal itu akan berdampak pada terus meningkatnya kasus Covid-19 di Indonesia.

Itu karena pemerintah dan masyarakat tidak mengetahui siapa saja yang telah terinfeksi.

Dia juga mengatakan dengan tidak habis-habisnya kasus Covid-19 di Indonesia juga bisa menyebabkan banyaknya angka pesakitan di rumah sakit.

Padahal tenaga medis mulai kelelahan menghadapi banyaknya pasien. Selain itu kapasitas rumah sakit juga bisa jebol.

Baca Juga: Kartika Putri Ngaku Takut sang Suami Kawin Lagi, Habib Usman Sebut 4 Golongan Pria yang Boleh Poligami: Aku Takut Kualat sama Suami, Nggak Dipoligami Aja Ujianku Banyak Sekali

"Ini membuat kurva Indonesia terus membumbung tinggi tidak pernah mencapai puncaknya," kata Dicky lagi.

Ledakan kasus

Kurva kasus penularan Covid-19 di Indonesia hingga saat ini belum melandai. Menurut Dicky justru grafiknya masih terus meningkat.

Lalu bagaimana untuk menghentikan penyebaran? Dicky menjelaskan, penting untuk mengombinasikan testing, tracing, dan treatment (3T) serta menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan (3M).

"Ketika terjadi kombinasi keramaian ditambah testing tracing yang rendah ini adalah kombinasi sempurna untuk terjadinya ledakan kasus yang tinggi di masyarakat," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai Massa Jemput Rizieq Shihab di Bandara, Epidemiolog: Sangat Mungkin Terjadi Kasus"

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber kompas