GridStar.ID - Pandemi covid-19 membuat banyak negara mengalami kemerosotan ekonomi.
Tak terkecuali negara adidaya Amerika Serikat yang kalang kabut.
Bahkan, data menunjukkan peningkatan angka kemiskinan di negara yang dipimpin Donald Trump tersebut.
Menurut sebuah studi Universitas Columbia, New York, AS jumlah warga Amerika Serikat yang hidup dalam kemiskinan bertambah sebanyak 8 juta orang sejak Mei.
Pertumbuhan angka kemiskinan ini diketahui setelah bantuan dampak wabah virus corona berakhir.
Berdasarkan the federal Cares Act, stimulus diberikan sebesar 1.200 dollar AS sebanyak satu kali kepada warga AS dan tambahan 600 dollar AS kepada pekerja yang menganggur setiap minggu.
Baca Juga: Agar Terbebas dari Pandemi, Benarkah Indonesia Butuh 340 Juta Dosis Vaksin Covid-19?
Stimulus tersebut berhasil mengimbangi tingkat kemiskinan yang meningkat di musim semi, tapi efeknya hanya sementara.
Setelah bantuan berkurang menjelang akhir musim panas, tingkat kemiskinan terutama di kalangan minoritas dan anak-anak, kembali meningkat.
"Terlepas dari kekurangannya (peraturan yang ada), secara luas berhasil mencegah peningkatan kemiskinan yang besar," kata seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Columbia, Zach Parolin seperti dikutip dari nbcnews, (17/10/2020).
Sebelumnya stimulus menyelamatkan sekitar 18 juta orang Amerika dari kemiskinan pada April 2020.
Namun BBC juga menulis, pada September 2020 tingkat kemiskinan mencapai 16,7 persen, naik dari 15,3 persen pada Februari 2020 dan 14,3 persen pada Mei 2020.
Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, sebuah keluarga beranggotakan empat orang dengan penghasilan 26.200 dollar AS setahun atau kurang dari itu, dianggap hidup di bawah garis kemiskinan.
Jumlah total orang di AS yang hidup dalam kemiskinan sebanyak 55 juta, termasuk 8 juta orang yang bergabung sejak Mei.
Studi dilakukan saat negosiasi untuk paket stimulus virus corona terhenti, dan orang Amerika akan tetap hidup tanpa bantuan dalam masa yang akan datang.
Peneliti Columbia melacak tingkat kemiskinan bulanan di AS antara Februari dan September, atau sebelum dan selama pandemi virus corona.
"Kami menemukan bahwa tingkat kemiskinan bulanan meningkat dari 14 persen menjadi 16,7 persen dari Februari hingga September 2020, bahkan setelah memperhitungkan transfer pendapatkan dari CARES Act," tulis peneliti.
"Peningkatan angka kemiskinan bulanan, sangat buruk bagi orang kulit hitam, hispanik, dan anak-anak," lanjutnya.
Hasil studi Columbia digarisbawahi oleh studi terbaru lainnya yang diterbitkan University of Chicago dan University of Notre Dame, yang menemukan bahwa dalam tiga bulan terakhir, terdapat 6 juta orang Amerika memasuki data kemiskinan.
Para peneliti tersebut juga menemukan bahwa tingkat kemiskinan untuk sementara stabil di tengah intervensi ekonomi federal, namun sekarang semakin memburuk terutama bagi kelompok tertentu.
Amerika Serikat menjadi negara dengan dampak korban virus corona terbesar di dunia.
Dari update Worldometers, Amerika mencatat kasus infeksi sebanyak 8.343.244 orang positif Covid-19. Sementara korban meninggal karena virus corona mencapai 224.284 orang. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Angka Kemiskinan di Amerika Serikat Naik 8 Juta Setelah Pandemi Corona"