Terus Dilakukan Uji Coba, 5 Obat Ini Diklaim Menjanjikan Atasi Corona! Sudah Ada yang Masuk ke Fase 3, Apa Saja?

Senin, 28 September 2020 | 07:00
kompas

Kabar Gembira, Uji Coba Vaksin Covid-19 Buatan Johnson n Johnson Berikan Respon Kekebalan Tubuh yang Kuat, Ini Penjelasannya!

GridStar.ID - Pengembangan obat untuk menyembuhkan seseorang yang terinfeksi virus corona terus dilakukan.

Selain obat, vaksin juga masih dikembangkan di berbagai negara.

Uji coba untuk menemukan obat yang bisa mengatasi Covid 19 masih dilakukan.

Baca Juga: Kabar Baik! China Pastikan Produksi 1 Miliar Vaksin Covid-19 di Tahun 2021, Berakhirnya Pandemi Semakin Dekat

Sampai saat ini ada 5 obat yang disebut telah masuk uji coba fase 2 dan tiga dan diklaim menjanjikan atasi virus corona.

Dikutip dari Business Insider via Kompas.com, berikut daftar obat Covid 19:

Baca Juga: Pilu, Pisah dengan Anak dan Rawat Istri Positif Covid-19 Hingga Akhirnya Meninggal, Suami Kembali Isolasi Mandiri Seorang Diri: Hati Saya Sangat Hancur

1. Obat antibodi dari Eli Lilly

Antibodi penetral merupakan respons alami tubuh terhadap patogen asing.

Antibodi penetral ini disebut menjadi standar emas perlindungan terhadap infeksi virus.

Para ilmuwan mencari antibodi paling kuat di antara sekumpulan antibodi, kemudian melakukan kloning dan memproduksinya dengan skala besar.

Perusahaan Eli Lilly mencoba mengembangkan metode antibodi penetral ini sebagai obat corona.

Uji coba obat ini dimulai pada bulan Juni 2020 lalu.

Baca Juga: Kabar Gembira, Uji Coba Vaksin Covid-19 Buatan Johnson n Johnson Berikan Respon Kekebalan Tubuh yang Kuat, Ini Penjelasannya!

Dan di bulan yang sama obat ini telah masuk uji coba fase 2 dengan orang kasus Covid 19 ringan hingga sedang.

Percobaan ini melibatkan 450 pasien dan diuji coba dengan tiga dosis berbeda obat yang disebut LY-CoV555.

Hasilnya dosis 2.800 mg berhasil memenuhi target percobaan secara signifikan mengurangi keberadaan SARS-CoV-2 setelah 11 hari.

Disebutkan obat itu bise membuat risiko rawat inap lebih rendah 72 persen.

“Karena ini adalah data klinis pertama yang kami lihat dari antibodi penetral, saya menemukan hasil yang cukup menggembirakan,” kata Eric Topol, seorang ahli jantung yang mengarahkan Scripps Research Translational Institute.

Baca Juga: Lagi-Lagi Luhut Binsar Panjaitan, Tompi Pertanyakan Alasan Menko Luhut Ditunjuk sebagai Koordinator Penanganan Covid-19: Menkes Seharusnya Jadi Ujung Tombak

2. Obat Regeneron

Obat REGN-COV2 dibuat dengan campuran dua antibodi dan mulai diuji coba pada bulan Juni.

Obat ini juga disebut baru saja memasuki uji klinis utama.

Obat ini telah terbukti mencegah dan mengobati virus corona pada hewan.

"Uji coba pemulihan dirancang secara khusus sehingga ketika obat investigasi yang menjanjikan seperti REGN-COV2 tersedia, mereka dapat diuji dengan cepat," kata Peter Horby, kepala penyelidik sidang.

Baca Juga: Dikabarkan Kondisi Kesehatannya Menurun Usai Dinyatakan Positif Covid-19, Elvy Sukaesih Langsung Tepis Pakai Video Ini, Sedang Santap Hidangan Lezat: Alhamdulillah ya Rabb

3. Obat Actemra

Obat actemra disebuty bisa mengurangi kebutuhan terhadap mesin pernapasan.

Seperti yang diketahui, Covid 19 menyerang sistem pernapasan hingga kesehatan para penderitanya menjadi lebih buruk karena pernapasan yang terganggu.

Studi untuk obat ini dilakukan pada bulan Juli lalu.

Uji klinis obat ini dilakukan kepada para pasien minoritas seperti hispanik, pribumi Amerika serta diidentifikasi sebagai dengan kelompok etnis atau ras minoritas lain.

Uji coba obat ini pun juga telah memasuki fase 3 untuk pengobatan Covid 19.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Kini Tembus 10 Ribu Kasus, Pakar Epidemiologi Khawatirkan Bisa Terjadi 3 Kali Lipat!

4. Obat Baricitinib

Obat ini pada awalnya untuk mengobati orang dewasa dengan rheumatoid arthritis sedang hingga berat.

Obat ini termasuk dalam kelas obat anti-inflamasi yang menghambat janus kinase yang membantu menenangkan badai sitokin.

Obat ini menjadi obat Covid 19 yang dikombinasikan dengan remdesivir.

Kombinasi obat ini telah masuk uji coba fase 3 pada bulan Mei lalu.

Baca Juga: PSBB Jilid II di Jakarta Akan Diperpanjang Dua Minggu ke Depan, Anies Baswedan: DKI Jakarta telah Melandai dan Terkendali, Tapi...

5. Obat Steroid

Analisis WHO menyebutkan steroid bisa menurunkan angka kematian.

Uji klinis besar di Inggris di bulan Juni menemukan dexamethasone mengurangi kematian hingga sepertiga untuk orang yang menggunakan ventilator.

Sedangkan unruk pasien yang menggunakan oksigen ekstra sebesar 20 persen.

Penelitian di Brasil menemukan bahwa pasien yang menggunakan dexamethasone menggunakan waktu yang lebih sedikit menggunakan ventilator.

Secara keseluruhan, para peneliti menemukan lebih sedikit kematian di antara pasien yang menerima steroid dibandingan mereka yang menerima perawatan standar. (*)

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya