GridStar.ID - Sebuah penembakan yang menewaskan seorang bos PT DTJ di Kelapa Gading menghebohkan publik.
Sugianto (51) ditembak di depan ruko Royal Gading, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada Kamis (13/08).
Tak disangka otak pelaku penembakan ini merupakan karyawatinya sendiri yang berinisial NL.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan NL mengaku merasa sakit hati pada Sugianto.
NL mengaku sering dilecehkan oleh Sugianto.
Menurut NL, Sugianto juga sering meminta melakukan hubungan badan.
“NL sering diajak melakukan hal-hal di luar pekerjaan. Dia sering diajak melakukan persetubuhan," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dikutip TribunnewsBogor.com dari Kompas.com.
Nana Sudjana juga mengatakan NL mengaku sakit hati atas ucapan Sugianto.
"Ada pernyataan dari korban juga yang suka menyebut NL sebagai perempuan tidak laku,” kata Nana.
NL juga mengaku sering dimaki saat sedang bekerja.
Selain itu, NL membunuh Sugianto karena takut.
Di perusahaan Sugianto, NL bekerja di bagian administrasi keuangan.
Ia takut lantaran sempat menggelapkan uang pajak kantor.
“Yang bersangkutan ketakutan karena dari tahun 2015 di bagian administrasi keuangan banyak mengurusin pajak, ternyata tidak semua disetorkan ke kantor pajak,” kata Nana.
Rupanya Sugianto mencurigai NL.
Malahan Sugiantio juga sempat mengancam akan melaporkan NL ke Polisi.
Merasa tersudur, NL lantas meminta bantuan suami sirinya, R alias M, untuk membunuh Sugianto.
R kemudian meminta bantuan sindikat pembunuh yang terdiri dari DM, SY, S, MR, AJ, DW, R dan RS.
NL bahkan menyiapkan uang Rp 200 juta sebagai upah.
R merencanakan skema pembunuhan bersama pelaku.
“DM ini bertindak sebagai eksekutor, SY bertindak sebagai orang yang memboncengi DM saat melakukan eksekusi," kata Irjen Pol Nana Sudjana di Mapolda Metro Jaya, Senin (24/08).
Nana menambahkan, tersangka S berperan antar senjata kepada AJ untuk digunakan dalam eksekusi.
AJ kemudian menyerahkan senjata api kepada MR, lalu MR menyerahkan kepada SY.
DW beserta R dan Rs turut serta dalam perencanaan pembunuhan.
Tersangka TH, lanjut Nana, berperan sebagai pihak yang menjual senjata ilegal kepada AJ.
AJ membeli sepucuk senjata api itu seharga Rp 20 juta.
Sedangkan tersangka SP bertindak sebagai perantara antara TH dan AJ dalam transaksi senjata.
Sugianto ditembak di depan ruko Royal Gading Square, tak jauh dari kantornya, ketika hendak pulang ke rumah untuk makan siang.
Korban ditembak dari arah belakang sebanyak lima kali oleh salah satu pelaku dan membuat korban tewas di lokasi kejadian.
Penembakan tersebut terekam kamera CCTV yang berada di sekitar lokasi.
Dalam video rekaman CCTV, terlihat pelaku menggunakan topi dan jaket, serta masker datang menghampiri korban.
Pelaku yang sudah berhadapan dengan korban berpura-pura melewati dan berbalik arah.
Saat itulah, pelaku mengarahkan senjata dan menembak ke bagian belakang kepala korban.
Namun, korban saat itu masih sadar lalu berlari.
Pelaku kemudian mengejar korban. Hasil olah TKP, polisi menemukan lima selongsong peluru di sekitar lokasi.
Hasil visum menunjukan korban mengalami luka tembak sebanyak lima kali pada bagian badan dan kepala.
Tiga peluru mengenai dada dan perut, sementara dua peluru mengenai kepalanya.
Polisi sempat membuat sketsa wajah dua eksekutor berdasarkan keterangan saksi di sekitar lokasi.
Mereka ditangkap di sejumlah tempat yang berbeda.
“Delapan orang ditangkap di Lampung, satu orang ditangkap di Cibubur, kemudian dua orang ditangkap di wilayah Jawa Timur," ucap Nana. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judulKaryawati Otak Pembunuhan Bos di Kelapa Gading Sebut Korban Sering Ajak Bersetubuh dan Ejek Tak Laku