13 Tahun Menjadi Pilot, Pria Ini Harus Banting Stir Jadi Penjual Mi Ayam Usai Dirumahkan Karena Covid-19 Untuk Penuhi Kebutuhan Hidup

Kamis, 13 Agustus 2020 | 19:01
KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO

Megah Putra Perkasa pilot maskapai komersial kini menjual mie ayam untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan membuka warung di Ruko Granada Square BSD Tangerang Selatan, Rabu (12/8/2020)

GridStar.ID - Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini banyak orang yang mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Banyak orang mengalami keterbatasan untuk bekerja dan bahkan banyak di antara mereka harus dirumahkan.

Bahkan mereka yang biasanya memiliki pekerjaan yang mapan pun kini harus rela banting stir untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.

Baca Juga: Usai Disuntik Calon Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac dan Bio Farma, Ini Efek Samping yang Dirasakan para Relawan di Bandung, Reaksi Apa yang Terjadi pada Tubuh?

Seperti kisah seorang pilot yang satu ini, meski telah bekerja selama 13 tahun menerbangkan pesawat, pria ini kini banting stir jadi pedagang mi ayam di tengah pandemi Covid-19.

Pak Megah, begitu sapaan akrab pria yang kini sibuk melayani pelanggannya di belakang gerobak mi ayam di warung makan Majelis, sejenis foodcourt di bilangan Ruko Granada Square BSD Tangerang Selatan.

Megah adalah seorang pilot yang terkena imbas pandemi Covid-19. Ia dirumahkan.

Baca Juga: Disampaikan Langsung oleh Tangan Kanan Jokowi, Sri Mulyani Ungkap Presiden Sedang Menimbang Gaji ke-13 untuk Tenaga Kesehatan!

Di sela-sela kesibukannya, pilot dengan nama lengkap Megah Putra Perkasa menyempatkan diri untuk berbincang sejenak bersama Kompas.com tentang awal keberaniannya menghadapi krisis Covid-19 dengan banting setir menjadi penjual mi ayam.

"Sewaktu mulai ada pembatasan, kira-kira bulan April ya, saya bersama teman-teman yang lain sudah mulai dirumahkan karena tidak ada penerbangan waktu itu," tutur Megah.

Pilot yang sudah menerbangkan pesawat maskapai komersial selama 13 tahun ini sempat tertekan dengan keadaan yang kian tak pasti.

Baca Juga: Viral! Warga Takut Pinjamkan Cangkul Miliknya, Petugas Harus Menguburkan Jenazah Covid-19 Menggunakan Bambu hingga Tangan Kosong

Salah satu sektor usaha yang terkena dampak adalah penerbangan. Ratusan pilot dan ribuan pekerja di sektor penerbangan yang terpukul, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan.

Megah harus memutar otak bagaimana menghidupi keluarganya. Empat anaknya masih usia sekolah.

Awalnya, Megah mencoba bertahan dengan sekadar melanjutkan usaha berjualan baju via online yang sudah lama ditekuni istrinya.

Baca Juga: Bawa Angin Segar, Presiden Jokowi Ungkap Perkembangan Vaksin Covid-19 yang Dilakukan di Tanah Air: Segera Selesai di Pertengahan Tahun 2021

Namun, hasilnya tidak cukup untuk kebutuhan keluarga.

"Bagaimana saya berpikir agar harus ada tambahan untuk kebutuhan, anak-anak saya keempat-empatnya masih sekolah, dan di swasta, biayanya lumayan," tutur dia.

Sampai akhirnya dia melihat seorang status temannya di media sosial, sesama pilot, yang kini menjadi penjual ikan laut keliling dengan menggunakan boks.

Baca Juga: Optimisme di Tengah Pandemi, WHO Puji 3 Negara Ini Saat Hadapi Wabah Covid-19: Ada Harapan, Tidak Ada Kata Terlambat

"Saya bukan yang pertama, justru saya melihat teman saya ini. Luar biasa," kata Megah.

Perlahan dia mencoba usaha dari hobinya memasak. Kebetulan, ketika masih menjadi pilot, Megah kerap berwisata kuliner saat mendarat di beberapa kota di Indonesia.

Ia memilih mencoba berjualan mi ayam, makanan favorit banyak orang Indonesia.

Baca Juga: Cair Hari Ini, Ternyata PNS Eselon I dan II Juga Dapat Gaji Ke-13, Sri Mulyani: Ini Sebagai Apresiasi Upaya Kerja Keras Tangani Covid-19

"Jadi awalnya saya coba jual via online, mulai dari Instagram, ada juga WhatsApp, kebetulan ada grup-grup kantor dan juga pengajian-pengajian di masjid sekitar rumah," cerita dia.

Respons positif pembeli membuat Megah bersama keluarga semangat untuk membangun bisnis mi ayam sebagai pemasukan tambahan untuk menambal gaji yang terpotong.

Lama kelamaan, order mi ayam dengan brand Kepten Kitchen semakin diminati pembeli.

Baca Juga: Wali Kota Banjarbaru Meninggal Dunia Setelah Jalani Perawatan Karena Covid-19, Sang Istri Tak Kuasa Tahan Tangis dan Peluk Foto Suaminya di Pemakaman

Ketika masih berjualan via online, Megah pernah membuat 70 boks mi ayam untuk dikirim ke pelanggan.

Saat memenuhi order pembeli, ia merasa ada kemiripan saat menjadi pilot, yaitu kedisiplinan dan standar yang harus dijaga.

"Kita harus disiplin, jualan mi ayam ini persiapannya justru dari pagi, mulai dari membuat bahannya sampai tahap jualan, juga harus mempertahankan standar yang kita buat. Sama seperti pilot, harus disiplin dan menjaga standar operasi," kata dia.

Baca Juga: Tak Sedikit Dokter Jadi Korban Meninggal Dunia Akibat Wabah Covid-19, Kelelahan dan Stres Tangani Membludaknya Pasien Corona

Sampai suatu hari, Megah bertemu dua orang pemilik foodcourt Majelis di Ruko Granada Square BSD Tangerang Selatan.

Pemilik ruko tersebut membeli baju dagangan istrinya dan beberapa kotak mi ayam.

Megah kemudian ditawarkan membuka restoran di ruko tersebut.

Baca Juga: Belum Ditemukan Penyembuh Pandemi Covid-19, Kini WHO Sebut-Sebut Soal Bahaya Nasionalisme Vaksin Negara Kaya, Ada Apa?

Masalahnya, ia tidak punya modal. Begitu pula gerobak, alat masak, hingga perlengkapan lainnya, seperti mangkuk dan sendok.

"Tapi alhamdulillah, ada yang bantu, jadi bisa ikut buka di sini sekarang," kata dia.

Restoran akhirnya dibuka pada 24 Juli lalu, dengan menu mi ayam dan mi yamin dilengkapi beberapa topping yang bisa dipilih oleh pembeli.

Baca Juga: Ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19, Begini Alasan Erick Thohir Ogah Jadi Relawan Uji Coba Vaksin: Nggak Etis Kalau Saya...

Hikmah pandemi Covid-19

Megah tidak melihat negatif situasi pandemi Covid-19 yang kini dihadapi. Ada hikmah yang dia ambil.

Selain menjadi berani mengambil risiko sebagai penjual mi ayam, Megah kini merasa lebih dekat dengan keluarga. Saat ini, ia tidak sesibuk saat menjalani profesinya sebagai pilot.

"Lebih dekat, setiap hari bisa ketemu anak-anak dan istri. Jadi tiap pagi saya bisa masak untuk mereka, istri saya siapkan PR dan sekolah anak-anak saya," kata dia.

Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Perkiraan Biaya Vaksin Covid-19 untuk 160 Juta Penduduk Indonesia, Butuh Rp65 Triliun

Megah saat ini masih aktif di dunia penerbangan meskipun tak sesibuk sebelum pandemi Covid-19. Jam penerbangan di masa pandemi jauh berkurang.

Dia hanya memiliki izin penerbangan selama 14 hari dalam sebulan sesuai masa berlaku surat keterangan bebas Covid-19.

Itulah sebabnya, dia senang bisa membuka usaha kecil-kecilan. Kelak, dia berencana membuat usaha lebih besar dan bisa menjadi pekerjaan setelah pensiun nanti. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulKisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya