GridStar.ID-Kiamat atau hari akhir banyak diyakini banyak orang akan terjadi suatu saat nanti.
Tak ada satupun orang yang tahu kapan dan bagaimana tepatnya kiamat itu terjadi.
Namun, dalam suatu keyakinan kiamat digambarkan sebagai hancurnya seluruh alam semesta.
Melansir TribunManado.co.id, seorang ilmuwan ungkap soal kiamat yang bukan dari gempa bumi atau hujan meteor.
Ilmuwan meramal skenario kiamat justru berasal dari manusia, benarkah?
Diketahui, ada banyak peradaban pada zaman dulu yang meramalkan kiamat.
Namun belum pernah ada yang meramal seperti apa kejadian kiamat tersebut.
Mulai peradaban Maya sampai ramalan Jayabaya, manusia memprediksi akhir peradaban tanpa tahu bagaimana peradaban itu akan berakhir.
Melihat banyaknya peradaban kuat jatuh, seperti peradaban Maya, Kekaisaran Roma, Dinasti Han Cina, sampai pada Kerajaan Gupta di India.
Banyak peneliti yang bertanya, bagaimana kiamat peradaban itu bisa terjadi?
Peneliti memperkirakan jika peradaban manusia bisa runtuh karena manusia itu sendiri.
Kehilangan sumber daya dan konflik, seperti perang dan protes masyarakat, bisa menjadi awal runtuhnya sebuah peradaban.
Kehilangan sumber daya juga menjadi fokus penelitian.
Saat tingkat sumber daya tinggi, populasi manusia juga tinggi, tetapi sebaliknya, populasi manusia akan berkurang jika sumber daya mereka mulai habis.
Saat populasi manusia sedang tinggi-tingginya, mereka menguras sumber daya alam, sayangnya sumber daya alam bumi terbatas.
Hal inilah yang ditakutkan peneliti, kelaparan bisa menjadi skenario kiamat paling memungkinkan.
Kesenjangan ekonomi juga menjadi salah satu skenarionya.
Menurut jurnal Psychological Science 2011, persentase kesenangan, rasa saling percaya, dan kepuasan bisa merosot akibat adanya kesenjangan pendapatan per-kapita.
Teknologi mutakhir juga tidak membantu peradaban untuk menghindar dari kehancuran.
Faktanya, peradaban maju, mutakhir, rumit dan kreatif bisa menjadi peradaban yang rapuh dan tidak kekal.
Hal tersebut masih bisa berubah, masyarakat masih bisa merubah perilaku buruk mereka dalam mengeksploitasi alam dan harus mendistribusikan kekayaan secara merata. (*)