Tuai Pro Kontra, Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Apakah Cara Paling Efektif Melenyapkan Virus Corona?

Sabtu, 25 Juli 2020 | 12:02
Kompas.com

(Ilustrasi) Tuai Pro Kontra, Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Apakah Cara Paling Efektif Melenyapkan Virus Corona?

GridStar.ID - Wabah virus covid-19 di Indonesia masih terus meningkat.

Di tengah angka kasus yang terus bertambah, pernyataan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian menuai pro dan kontra.

Pasalnya, Tito menyebutkan jika penanganan jenazah yang terbaik adalah dengan cara dibakar.

Baca Juga: Demi Bisa Berkurban di Hari Raya Idul Adha, Pria yang Sudah Nganggur 3 Bulan karena Pandemi Covid-19 Ini Nekat Beli Kambing dengan Uang Recehan! Penjual Kaget Lihat Tumpukan Uang Koin Rp3 Juta

"Yang terbaik, mohon maaf saya Muslim ini, secara teori yang terbaik ya dibakar, karena virusnya akan mati juga," ujar Tito sebagaimana dilansir dari tayangan webinar dari Puspen Kemendagri, Kamis (23/07).

Lantas apakah benar virus akan mati jika jenazah pasien Covid-19 dibakar? Epidemiolog dari Universitas Griffith Dicky Budiman menampik hal tersebut.

"Studi di (jurnal) Lancet dan juga pernyataan dari WHO menyatakan bahwa isu kremasi lebih aman dibanding dikubur adalah mitos," ujarnya, pada Jumat (24/07). Lanjutnya, itu juga terjadi di berbagai pandemi sebelumnya.

Baca Juga: Hentikan Pertambahan Pasien Covid-19 dengan Melakukan 3 Langkah Sederhana Ini untuk Putuskan Rantai Penyebaran Virus Corona

Jenazah pasien dibakar atau dikremasi, imbuhnya tergantung dari aturan yang dibuat masing-masing negara.

Dia menyebutkan seperti Sri Lanka dan China, mereka memaksakan pada warganya untuk melakukan hal tersebut.

"Ebola yang lebih infeksius dan mudah menular lewat jenazah saja tidak ada keharusan untuk dikremasi," tambahnya.

Baca Juga: Baru Saja Bertemu Presiden Jokowi, Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo Dikabarkan Positif Covid-19, Pihak Istana Angkat Bicara

Penularan lewat jenazah

Dicky menjelaskan saat wabah Ebola, sekitar 20 persen kasusnya terjadi akibat penularan lewat jenazah.

Hal itu karena di Afrika ada ritual menyentuh, mencium, dan memeluk jenazah sebelum dikuburkan.

Lalu akhirnya WHO melarang kontak dengan jenazah dan mengubah pedoman pemulasaran saat wabah.

Baca Juga: Terbukti Tekan Angka Kematian Pasien Kritis di Inggris, Kini Jepang Umumkan Setuju Deksametason Digunakan untuk Obati Pasien Covid-19 Setelah Remdesivir

Dihubungi terpisah, pakar epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bayu Satria Wiratama juga mengatakan hal senada.

"Hampir di semua negara tidak dibakar. Kecuali kebudayaannya mewajibkan," ujarnya pada Kompas.com, Jumat (24/07).

Dia mengatakan, menurut panduan yang dikeluarkan WHO, penanganan jenazah pasien Covid-19 yang terpenting adalah memastikan jenazah terlapisi dengan baik. Dengan hal itu tidak ada cairan yang keluar dari tubuh dan meminimalisir kontak.

"Tidak harus dibakar, menurut panduan WHO, bisa dikebumikan seperti biasa dan lebih ke kebudayaan setempat," katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Benarkah Membakar Jenazah Pasien Covid-19 Dapat Membunuh Virus Corona?

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber kompas