GridStar.ID - Pandemi virus covid-19 di India semakin parah.
India kini menjadi negara tertinggi di Asia atas jumlah kasus infeksi virus covid-19.
Kini, kasus di India mencapai 1,2 juta kasus tercatat pada Rabu, (22/07) seperti dilansir dari Worldometers.
Selain itu, tercatat pula korban meninggal lebih dari 28.000 orang.
India berada di peringkat ketiga dunia, di bawah Amerika Serikat dan Brazil dengan angka kasus infeksi terbanyak.
Sementara itu, sebuah studi menyatakan bahwa satu dari empat penduduk di New Delhi, ibukota India, mungkin pernah terinfeksi virus corona.
Studi itu dilakukan dengan menguji sampel darah dari 21.387 orang di Delhi.
Di antara mereka, 23,48 persen ditemukan memiliki antibodi Covid-19, yang menunjukkan paparan terhadap virus corona sebelumnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Pengendalian Penyakit Nasional India dua minggu lalu itu, menunjukkan infeksi aktual di kota itu jauh lebih luas daripada jumlah kasus yang dikonfirmasi.
Melansir CNN International, pada hari Rabu (22/07), Delhi telah mencatat total 125.096 kasus, hampir 1 persen dari total populasi yang mencapai 16,78 juta jiwa.
Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa sekitar 4 juta penduduk Delhi mungkin telah terinfeksi virus itu pada minggu pertama bulan Juli.
Delhi adalah kota yang menerima dampak terparah di India, dengan jumlah kasus virus corona terbanyak serta jumlah kasus terbanyak per kapita.
Delhi melaporkan 1.349 kasus baru pada hari Selasa (21/07). Sedikitnya 3.690 orang telah meninggal karena virus korona di kota itu.
Dalam siaran persnya, Kementerian Kesehatan India mengatakan penelitian itu mengindikasikan bahwa sejumlah besar orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala.
"Hampir enam bulan setelah epidemi dimulai, hanya 23,48 persen orang yang terkena dampaknya di Delhi, yang memiliki beberapa kantong populasi padat," kata kementerian itu.
"Ini dapat dikaitkan dengan upaya proaktif yang diambil oleh pemerintah untuk mencegah penyebaran infeksi," katanya, sembari mengutip langkah-langkah pencegahan seperti lockdown cepat dan pelacakan kontak.
Ketika India memberlakukan lockdown pada 25 Maret lalu, Delhi mencatat hanya 606 kasus Covid-19 dan 10 kematian.
Namun, jumlahnya mulai meningkat setelah kota itu mulai mengurangi pembatasan lockdown pada minggu ketiga Mei.
Pelonggaran itu dilakukan dalam upaya untuk memulihkan kembali perekonomian mereka. Pada 8 Juni, sudah ada lebih dari 40.000 kasus di kota itu.
Sejak saat itu, Delhi berjuang keras menyediakan tempat tidur rumah sakit yang cukup untuk mengatasi beban kasus yang melonjak.
Sementara itu, dokter dan perawat juga kewalahan karena adanya lonjakan pasien.
Kota-kota lain di seluruh dunia telah melakukan studi antibodi yang sama beberapa waktu lalu, tetapi angka-angka dalam hasil mereka jauh lebih rendah daripada 23,48 persen di Delhi.
Pada bulan Mei, Swedia mengatakan 7,3 persen orang di ibukota Stockholm, menunjukkan keberadaan antibodi Covid-19 pada akhir April lalu, berdasarkan 1.118 tes darah yang dilakukan dalam waktu satu minggu.
Di New York, sebuah studi yang disponsori oleh Departemen Kesehatan Negara Bagian New York menemukan bahwa 14 persen orang dewasa di negara bagian tersebut memiliki Covid-19 pada akhir Maret, 10 persen lebih tinggi dari jumlah resmi. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Ada 4 Juta Warga New Delhi di India Diduga Telah Terinfeksi Corona