GridStar.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada penutupan perdagangan di pasar spot kembali melemah.
Mengutip data Bloomberg Selasa (14/07) rupiah ditutup pada level Rp 14.450 per dollar AS atau melemah 25 poin sebesar 0,17 persen dibandingkan penutupan sebelumnya Rp 14.424 per dollar AS.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah sore ini terdorong oleh sentimen memburuknya ekonomi Singapura sebagai penyumbang investasi terbesar di Indonesia.
Hari ini Singapura resmi mengalami resesi dengan ekonomi minus 41,2 persen pada kuartal II tahun 2020.
Negara pulau ini sebelumnya juga mengalami penurunan PDB sejak kuartal sebelumnya.
Penyebab utama resesi Singapura disebabkan penutupan yang cukup lama pada sejumlah sektor bisnis terutama perdagangan pasca-mewabahnya pandemi virus corona ( Covid-19).
Kebijakan lockdown telah menimbulkan kerusakan pada ekonomi negara itu yang sangat bergantung dari perdagangan.
Melansir Kompas.com, berikut beberapa fakta terkait resesi ekonomi yang melanda Singapura:
1. Berdampak serius pada investasi ke Indonesia
BKPM melaporkan, Singapura adalah negara yang paling banyak berinvestasi di Indonesia pada kuartal I 2020.
Selama periode Januari-Maret 2020, investasi asing yang masuk dari Singapura mencapai 2,7 miliar dollar AS atau 40 persen dari total Penanaman Modal Asing (PMA).
Salah satu faktor tingginya investasi Singapura karena tidak murni dari Singapura, seperti dari Korea Selatan, China, Amerika Serikat maupun Eropa.
Singapura juga salah satu penyumpang kunjungan turis terbanyak ke Indonesia.
Di sektor perdagangan, negara ini tercatat berkontribusi sebesar 6,57 persen dari total ekspor non-migas Indonesia per Mei 2020.
2. Resesi terburuk sejak merdeka
Singapura yang selama ini dikenal sebagai negara yang ekonomi cukup tangguh di Asia pernah terjebak resesi pada tahun 1985.
Resesi tersebut merupakan yang pertamakalinya terjadi sejak negara itu merdeka pada tahun 1965.
Negara ini juga terdampak beberapa krisis keuangan global namun bisa memulihkan diri dengan cepat setelah sempat mengalami resesi, seperti saat krisis ekonomi melanda Asia pada periode 1997-1998 dan krisis keuangan global pada 2008-2009.
Bahkan sejumlah pejabat, seperti dilansir Straitstimes, menyebut kalau resesi tajun ini bisa jadi resesi terburuk Singapura.
Negara ini juga mulai melonggarkan lockdown untuk mengurangi dampak ekonomi.
Per 19 Juni lalu, Singapura sudah mulai membuka sebagian besar toko dan restoran sejak diberlakukan lockdown.
3. Sektor konstruksi paling terdampak
Dilansir dari Bloomberg, sektor konstruksi di Singapura adalah yang paling parah terdampak lockdown.
Sektor ini terjun hingga 95,6 persen dibandingkan pada kuartal sebelumnya, dan merosot hingga 54,7 persen jika dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.
Lalu sektor manufaktur juga turun hingga 23,1 persen dibandingkan kuartal lalu.
Kemerosotan ekonomi bisa tercermin dari kondisi industri manufaktur yang sangat bergantung pada ekspor.
Sektor ritel yang lesu dan perdagangan luar negeri yang lumpuh prkatis membuat sektor ini terpukul berat.
Singapura jadi negara pertama yang melaporkan data PDB triulanan.
Pembatasan sosial demi kesehatan bagaikan pisau bermata dua, dengan sektor pariwisata dan penunjang ekonomi lainnya.
(*)