Banjir Order Bikin Sepeda, Pembuatnya Dibuat Bingung Karena Pesanan Sudah Sampai 2022, Hingga Takut Lihat WhatsApp: Dia Khawatir

Sabtu, 27 Juni 2020 | 22:15
KOMPAS.COM

Pemilik Sepeda Kreuz merasa kewalahan, karena orderan bikin sepeda suda sampai tahun 2022. Kok, bisa?

GridStar.ID – Pandemi Covid-19 membuat kesadaran akan hidup sehat di masyarakat sangat tinggi, salah satunya dengan bersepeda.

Tak heran jika toko sepeda pun diserbu pembeli, bahkan pembuat sepeda juga kebanjiran order.

Order bikin sepeda yang melonjak, membuat pembelinya bingung sendiri, apalagi daftar pesanannya sudah melonjak hingga ke tahun 2022.

Baca Juga: Harta Segunungnya Disebut-sebut Capai Rp1,4 Miliar, Janda Tajir Nikita Mirzani Tak Ambil Pusing Beli Sepeda untuk Putrinya Nyaris Rp100 Juta!

Seperti dilansir dari Kompas.com, salah satu merek sepeda yang sedang populer saat ini adalah Kreuz.

Pemberitaan pertama tentang munculnya Kreuz - sepeda buatan tangan dari Bandung di Kompas.com pada pekan lalu, seketika mendongkrak atensi publik.

Ketika pertama kali dikunjungi pada 17 Juni 2020, kedua pendiri Kreuz, Jujun Junaedi dan Yudi Yudiantara mengaku daftar inden Kreuz sudah menjalar hingga bulan Februari 2022.

Baca Juga: Tak Mampu Bayar, Jenazah sang Istri Dikubur Pihak RS di Semarang, Kakek Ini Tergopoh-gopoh Kayuh Sepedanya dari Pati Demi Jumpai Jasad Pasangannya, Warganet Pilu: Nggak Nyangka Ada Orang yang Dikasih Ujian Berat Banget

Ya, antrean pembeli sudah sampai 2022.

Hal itu terjadi karena memang kapasitas produksi Kreuz -yang secara fisik membuat replika dari sepeda asal London, Inggris, Brompton, terbatas hanya 10 frame set per bulan.

Namun, kurang dari 10 hari sejak pemberitaan -tepatnya Sabtu (27/6), daftar inden Kreuz sudah kian memanjang hingga 2022.

Baca Juga: Mulai Temukan Titik Terang Wabah Corona, Indonesia Kalahkan Malaysia Hingga Pepet Posisi China Jadi Negara yang Paling Cepat Pulih Dalam Hal Ini Selama Pandemi Covid-19

Tak hanya para penikmat sepeda yang mencoba menghubungi atau datang ke workshop Kreuz, tapi media-media mainstream lain pun lalu ikut memberitakan kehadiran Kreuz.

Ya, selama ini kehadiran Kreuz hanya dikenal di kalangan komunitas pecinta sepeda melalui platform media sosial, dan bukan media arus utama.

Kondisi itu yang lalu membuat publikasi Kreuz kian menyebar hanya dalam hitungan hari, apalagi di tengah memuncaknya tren bersepeda yang terjadi di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Angin Segar di Tengah New Normal, Indonesia Diprediksi Jadi Negara dengan Pemulihan Ekonomi Tercepat Kedua Setelah China, Kok Bisa?

Fakta itu diungkapkan Jujun Junaedi saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu pagi (27/6).

Membludaknya pesanan sepeda, berimbas pada penjualan tas Kreuz. Bahkan, ada beberapa UMKM yang menawarkan diri untuk bekerjasama guna membuat souvenir Kreuz.

Yudi Yudiantara mengaku bahagia dengan apresiasi masyarakat terhadap produknya. Namun, hal itu tak mengurangi rasa pusing yang seketika mendera karena melimpahnya pesanan.

Baca Juga: Dilarang Mengobrol di Transportasi Umum, Droplet Bisa Bertahan Selama 15 Menit di Udara, Bahkan Virus Bisa Menempel Selama 5 Hari di Benda yang Kerap Kita Pegang Ini

Pernah suatu hari, teleponnya tak berhenti berbunyi. Begitu pun dengan chat di WhatsApp-nya, mencapai 300 nomor.

Melihat kondisi itu, Yudi mengaku sempat sampai enggan menyentuh handphone-nya. Namun dia tak memiliki banyak pilihan, dan harus tetap menjawab pesan-pesan tersebut.

Akhirnya, ia menjawab satu per satu chat yang didominasi pesanan sepeda itu.

Setelah para calon pembeli membayar uang muka sebesar 50 persen dari harga Rp 3,5 juta per set frame, daftar order pun kian memanjang.

“Karena order membludak, saat list pesanan sudah sampai di September 2021, pesanan via WhatsApp kami tutup,” ungkap dia.

Pemesanan pun hanya diterima di lokasi pembuatan di Bandung. Hal tersebut lantas membuat banyak orang berdatangan ke pabriknya.

Baca Juga: Ingin Hidangan yang Sehat untuk Dicoba Saat New Normal? Resep Hidangan Nusantara Ala Bunda Didi Ini Jadi Inspirasi

Berdasarkan pantauan, selama dua jam di sana, sedikitnya ada tujuh tamu yang diterima Yudi. Rata-rata, mereka melakukan pemesanan.

Menurut Yudi, tamu yang datang ke tempatnya silih berganti. Ada kalanya, tamu berdatangan hingga pukul 21.00 WIB.

Bahkan, salah satu pegawai Yudi mengaku, ketika jam menunjukkan pukul 21.00 WIB dan tamu tidak terlihat, ia buru-buru menutup Kreuz. "Dia khawatir, akan ada lagi tamu yang datang," cetus Yudi.

Baca Juga: Bersiap-siap dengan Kehidupan Baru, Harus Tahu Begini Protokol New Normal di Tengah Pandemi Corona, Mulai Tempat Ibadah dan Ruang Publik secara Luas

Kini, untuk menjawab tingginya permintaan, Kreuz menambah jumlah pegawai dan rekanan industri rumahan.

Dari awalnya berjumlah 30an orang menjadi 160an. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring berkembagnya nama Kreuz di mata publik.

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul Curhat Pembuat Sepeda Kreuz, Banjir Order Sampai "Takut" Pegang HP.(*)

Editor : Yunus

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya