Bak Angin Segar, Ilmuwan Sebut Kini Kekuatan Virus Corona Ibarat Kucing Liar, Tak Lagi Segalak Harimau, Tanda Akan Segera Berakhir?

Selasa, 23 Juni 2020 | 10:30
Tribunnews

(Ilustrasi) Bak Angin Segar, Ilmuwan Sebut Kini Kekuatan Virus Corona Ibarat Kucing Liar, Tak Lagi Segalak Harimau, Tanda Akan Segera Berakhir?

GridStar.ID-Wabah virus corona hingga kini masih menjadi pandemi di sejumlah negara termasuk Indonesia.

Vaksin covid-19 hingga kini masih diupayakan oleh para ilmuwan.

Setidaknya, disebut-sebut butuh waktu 12 bulan untuk menemukan vaksinnya.

Baca Juga: Peneliti Sarankan Memakai Masker, Berhubungan Intim di Tengah Pandemi Covid-19 Rentan Penularan Virus Corona, Menular Lewat Aktivitas Seksual?

Namun, baru-baru ini ilmuwan mengungkapkan jika covid-19 sudah tak segarang harimau tetapi kini kekuatannya bak kucing liar.

Benarkah?

Melansir dari Mirror, ungkapan ini dibeberkan oleh kepala klinik penyakit menular di rumah sakit Policlinico San Martino Italia, Profesor Matteo Bassetti.

Baca Juga: Duka Usai Pesta, Warga Semarang Nekat Gelar Acara Pernikahan Tak Sesuai Protokol, Satu Persatu Tamu Undangan Positif Covid-19, Ibu Mempelai Meninggal Dunia Disusul sang Ayah Kritis

Kepada Sunday Telegraph, dia melihat adanya perkembangan kesembuhan yang lebih cepat dari para pasien.

Padahal, ia bisa saja meninggal dunia bila terinfeksi sejak awal pandemi seperti dilansir dari Sosok.ID.

"Bahkan pasien berusia 80 atau 90 kini bisa duduk di tempat tidur dan bernapas tanpa bantuan.

Baca Juga: Menurut Penelitian, Kloset Diduga Bisa Berpotensi Sebarkan Partikel Virus Corona, Ini Cara Mudah Untuk Mencegah Penularannya

"Pasien yang sama akan meninggal dunia dua atau tiga hari sebelumnya," kata Bassetti.

"Pada bulan Maret dan April, virus itu agresif seperti harimau, tetapi sekarang ini seperti kucing liar."

Dokter mengatakan bahwa puncak pandemi Covid-19 di Italia terjadi pada bulan Maret hingga awal April.

Baca Juga: WHO Berikan Alarm Tanda Bahaya Bagi Masyarakat, Pandemi Virus Corona Dunia Mengalami Lonjakan Tajam, Covid-19 Masuki Fase Baru yang Lebih Bahaya Begini Faktanya!

Pada masa itu, pasien sering mengalami gejala yang "sangat sulit untuk diatasi".

Orang yang mengalami gejala paling parah sering kali membutuhkan bantuan oksigen dan ventilator.

Beberapa di antaranya bahkan mengalami gejala pneumonia.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Surabaya Dijuluki Wuhan ke-2, Jusuf Kalla Justru Prediksi Kasus Covid-19 di Jawa Timur Bakal Terus Meroket Hingga Kalahkan Jakarta, Waspada Ini yang Harus Diperhatikan!

Namun, dia mengatakan dalam empat minggu terakhir gambaran itu telah "berubah total".

Hal ini bisa disebabkan karena virus telah bermutasi menjadi bentuk yang lebih lemah.

Seiring virus itu menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Bak Langit dan Bumi, Mbah Mijan Blak-blakan Soal Ramalan Fenomena Tak Terduga di 2020 yang Meleset Jauh dengan Kenyataannya, Pertanda Apa?

Teori lain adalah tindakan menjaga jarak dan penggunaan APD seperti masker semakin mengecilkan kemungkinan seseorang tertular virus corona.

Dengan demikian, jumlah orang yang sakit akan semakin kecil.

Dapat dikatakan, ada kemungkinan pandemi Covid-19 bisa berakhir sebelum vaksinnya tersedia, menurut Bassetti.

Baca Juga: Terbaru, Peneliti Temukan Virus Corona di Sperma Pasien Covid-19, Dapatkah Menular Lewat Hubungan Seks?

"Mungkin pandemi ini bisa hilang sepenuhnya tanpa bantuan vaksin.

"Orang yang terinfeksi terus-terusan berkurang dan bisa saja berakhir dengan virus itu yang menyerah," tambahnya.

Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengatakan, pembuatan vaksin tengah diupayakan.

Baca Juga: Bak Angin Segar di Tengah Pandemi Corona, Pemerintah Siap-Siap Bakal Gelontorkan Dana Rp35,28 Triliun untuk Subsidi, Rencana Pulihkan Ekonomi Nasional?

Vaksin-vaksin itu bahkan sudah ditimbun.

Agar nantinya stok bisa tersedia ketika vaksin sudah disetujui.

Pada Kamis, dia mengatakan kepada Downing Street bahwa perusahaan obat AstraZeneca sudah mulai memproduksi vaksin yang dibuat oleh para ilmuwan Universitas Oxford.

Baca Juga: Indonesia Kembali Mencapai Rekor Kasus Baru Covid-19 Mencapai 1.331 Orang, 4 Hal Ini Menjadi Pemicunya, Salah Satunya Masyarakat yang Abai

"Sekarang mereka sudah mulai memproduksinya, bahkan sebelum disetujui.

"Sehingga kita dapat menyediakan cadangan dan siap digunakan bila disetujui secara klinis," katanya.

Di tempat terpisah, vaksin yang diproduksi di Imperial College di London juga tengah mencapai tahap pertama uji coba klinis, katanya.

Orang yang berusia di atas 50 tahun, pekerja di garis depan dan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung serta ginjal akan diprioritaskan jika dan ketika vaksin tersedia. (*)

Tag

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber Sosok.id