GridStar.ID-Wabah virus corona hingga kini masih menjadi pandemi di sejumlah negara termasuk Indonesia.
Vaksin covid-19 hingga kini masih diupayakan oleh para ilmuwan.
Setidaknya, disebut-sebut butuh waktu 12 bulan untuk menemukan vaksinnya.
Namun, baru-baru ini ilmuwan mengungkapkan jika covid-19 sudah tak segarang harimau tetapi kini kekuatannya bak kucing liar.
Benarkah?
Melansir dari Mirror, ungkapan ini dibeberkan oleh kepala klinik penyakit menular di rumah sakit Policlinico San Martino Italia, Profesor Matteo Bassetti.
Kepada Sunday Telegraph, dia melihat adanya perkembangan kesembuhan yang lebih cepat dari para pasien.
Padahal, ia bisa saja meninggal dunia bila terinfeksi sejak awal pandemi seperti dilansir dari Sosok.ID.
"Bahkan pasien berusia 80 atau 90 kini bisa duduk di tempat tidur dan bernapas tanpa bantuan.
"Pasien yang sama akan meninggal dunia dua atau tiga hari sebelumnya," kata Bassetti.
"Pada bulan Maret dan April, virus itu agresif seperti harimau, tetapi sekarang ini seperti kucing liar."
Dokter mengatakan bahwa puncak pandemi Covid-19 di Italia terjadi pada bulan Maret hingga awal April.
Pada masa itu, pasien sering mengalami gejala yang "sangat sulit untuk diatasi".
Orang yang mengalami gejala paling parah sering kali membutuhkan bantuan oksigen dan ventilator.
Beberapa di antaranya bahkan mengalami gejala pneumonia.
Namun, dia mengatakan dalam empat minggu terakhir gambaran itu telah "berubah total".
Hal ini bisa disebabkan karena virus telah bermutasi menjadi bentuk yang lebih lemah.
Seiring virus itu menyebar luas ke seluruh penjuru dunia.
Teori lain adalah tindakan menjaga jarak dan penggunaan APD seperti masker semakin mengecilkan kemungkinan seseorang tertular virus corona.
Dengan demikian, jumlah orang yang sakit akan semakin kecil.
Dapat dikatakan, ada kemungkinan pandemi Covid-19 bisa berakhir sebelum vaksinnya tersedia, menurut Bassetti.
"Mungkin pandemi ini bisa hilang sepenuhnya tanpa bantuan vaksin.
"Orang yang terinfeksi terus-terusan berkurang dan bisa saja berakhir dengan virus itu yang menyerah," tambahnya.
Sekretaris Kesehatan Matt Hancock mengatakan, pembuatan vaksin tengah diupayakan.
Vaksin-vaksin itu bahkan sudah ditimbun.
Agar nantinya stok bisa tersedia ketika vaksin sudah disetujui.
Pada Kamis, dia mengatakan kepada Downing Street bahwa perusahaan obat AstraZeneca sudah mulai memproduksi vaksin yang dibuat oleh para ilmuwan Universitas Oxford.
"Sekarang mereka sudah mulai memproduksinya, bahkan sebelum disetujui.
"Sehingga kita dapat menyediakan cadangan dan siap digunakan bila disetujui secara klinis," katanya.
Di tempat terpisah, vaksin yang diproduksi di Imperial College di London juga tengah mencapai tahap pertama uji coba klinis, katanya.
Orang yang berusia di atas 50 tahun, pekerja di garis depan dan orang yang memiliki riwayat penyakit jantung serta ginjal akan diprioritaskan jika dan ketika vaksin tersedia. (*)