Waspada! Belum Selesai Penanganan Pandemi Virus Corona, Negara di Asia Ini Memiliki Potensi Hadapi Gelombang Kedua, Salah Satunya Indonesia

Senin, 22 Juni 2020 | 20:01
kompas.com

Ilustrasi virus corona

GridStar.ID - Beberapa negara di dunia hingga saat ini dibuat kalang kabut dengan adanya pandemi virus corona.

Bahkan ada banyak negara memiliki kasus positif Covid-19 yang cukup tinggi.

Berbagai langkah pencegahan dilakukan untuk mengurangi potensi virus ini menyebar lebih luas.

Baca Juga: Peneliti Sarankan Memakai Masker, Berhubungan Intim di Tengah Pandemi Covid-19 Rentan Penularan Virus Corona, Menular Lewat Aktivitas Seksual?

Meski telah dilakukan usaha untuk mencegahnya, ada beberapa negara yang masih berpotensi dengan adanya gelombang kedua virus corona.

Beberapa negara di Asia ini memiliki potensi untuk mengalami gelombang kedua virus corona.

Melansir South China Morning Post (SCMP), Minggu (21/06), ada beberapa negara yang dinilai paling berisiko untuk mengalami gelombang kedua atau second wave dari Covid-19.

Baca Juga: Kabar Gembira! Sebanyak 65,2 Persen WNI Pasien Covid-19 yang Berada di Luar Negeri Dinyatakan Sembuh Pada 21 Juni

Presiden Asia-Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, Paul Ananth Tambyah, menyebutkan, negara yang paling berisiko untuk mengalami gelombang kedua Covid-19 adalah negara yang memiliki kasus penularan lokal secara berkelanjutan.

Kasus penularan lokal ini terjadi dalam angka yang cukup tinggi, di kisaran ratusan hingga ribuan kasus per harinya.

"Meskipun bisa dibilang sekarang ini masih ujung dari gelombang pertama, namun ada banyak rantai penularan di berbagai negara yang belum terputus," kata Tambyah.

Baca Juga: Duka Usai Pesta, Warga Semarang Nekat Gelar Acara Pernikahan Tak Sesuai Protokol, Satu Persatu Tamu Undangan Positif Covid-19, Ibu Mempelai Meninggal Dunia Disusul sang Ayah Kritis

Untuk wilayah Asia, negara dengan karakteristik itu adalah India.

Salah satu negara terpadat di dunia ini, Jumat (19/06), melaporkan 13.586 kasus infeksi baru dalam satu harinya.

Angka ini merupakan yang tertinggi di Asia dan tertinggi ke-4 secara global.

Baca Juga: WHO Berikan Alarm Tanda Bahaya Bagi Masyarakat, Pandemi Virus Corona Dunia Mengalami Lonjakan Tajam, Covid-19 Masuki Fase Baru yang Lebih Bahaya Begini Faktanya!

Selain India, Tambyah juga menyebut Pakistan dan Indonesia menjadi negara lain di Asia yang memiliki potensi tinggi untuk terserang gelombang kedua ini.

Di Pakistan, tercatat kasus kematian dalam sehari mencapai 136 kasus untuk Jumat kemarin.

Sementara di Indonesia, kasus harian sempat mencapai angka tertingginya, yakni 1.331 infeksi pada Kamis (18/06).

Baca Juga: Patut Dicontoh! Terungkap Rahasia Daerah di Sumatra Barat Kalahkan Corona, Ini Kunci Utama Bebas Covid-19 Meski Belum Ada Vaksinnya

Gelombang kedua terjadi di beberapa negara

Sementara, sejumlah negara masih bekerja keras mengatasi gelombang pertama pandemi.

Sejumlah negara lainnya disebut sukses menekan penyebaran virus dan infeksi kini tengah bersiap untuk membendung terjadinya gelombang kedua.

Misalnya, China yang sudah kondusif dan minim terjadi kasus baru Covid-19, pekan lalu kembali mencatat kasus baru dalam jumlah yang cukup signifikan sebanyak 184 kasus di wilayah Ibu Kota Beijing.

Baca Juga: Pria Asal Situbondo Mengklaim Sudah Temukan Obat Mujarab untuk Pasien Covid-19 hingga Ngaku akan Dipertemukan dengan Presiden Joko Widodo Oleh Erick Thohir

Berbagai aturan pencegahan pun dilakukan mulai dari membatalkan sejumlah penerbangan dalam negeri dan memberlakukan penguncian wilayah parsial.

Tidak hanya China, Korea Selatan juga mendapati kasus baru yang kembali tumbuh setelah negara itu berhasil menghentikan transmisi virus dengan melakukan pelacakan besar-besaran.

Pada Jumat lalu, negara ni mencatatkan 49 kasus baru, 32 di antaranya adalah infeksi lokal.

Baca Juga: Viral Seorang Dokter Gigi di Surabaya Telanjang di Pinggir Jalan Diduga Stres Karena Keluarganya Kena Covid-19, Terungkap Fakta Sebenarnya!

Kasus-kasus ini terdeteksi terjadi di ibu kota Seoul dan kota besar di sekitarnya.

Hal ini masih terjadi meski masyarakat di sana sudah menjalankan menjaga jarak sosial sejak sebulan terakhir.

Seorang profesor dari National University of Seoul, Lee Hoan-jong menyebutkan, virus tidak bisa dihindarkan hanya dengan melakukan jarak sosial.

Baca Juga: Bak Petir di Siang Bolong, Surabaya Dijuluki Wuhan ke-2, Jusuf Kalla Justru Prediksi Kasus Covid-19 di Jawa Timur Bakal Terus Meroket Hingga Kalahkan Jakarta, Waspada Ini yang Harus Diperhatikan!

"Gelombang kedua bisa datang kapan saja sebelum vaksin ditemukan atau setidaknya 60 persen orang terinfeksi (untuk mendapat kekebalan kelompok)," kata Lee.

Jepang juga tidak kalah mengkhawatirkan. Para ahli memperkirakan ada kemungkinan besar gelombang kedua terjadi di negara itu.

Pada Kamis (18/06), 41 kasus baru tercatat di Ibu Kota Tokyo. Besaran kasus dengan jumlah di atas 40 sudah terjadi 3 kali dalam sepekan kemarin.

Baca Juga: Terbaru, Peneliti Temukan Virus Corona di Sperma Pasien Covid-19, Dapatkah Menular Lewat Hubungan Seks?

Menurut Presiden dari Japan Associations of Infectious Disease (JAID) Kazuhiro Tateda, kasus baru ini banyak terjadi di kota besar karena adanya kehidupan malam di sana, misalnya pub, klub, dan sebagainya.

Untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih meluas, otoritas terkait telah memberlakukan aturan atau pedoman yang harus ditaati oleh para pelaku industri hiburan malam.

Selain itu, pemerintah disebut telah meningkatkan persediaan anggaran untuk memerangi virus dan para tenaga medis seperti dokter dan perawat telah memiliki kesiapan yang lebih untuk menghadapi kasus-kasus infeksi.

Baca Juga: Pasien Sembuh dari Covid-19 Unggah Tagihan Rumah Sakitnya Selama Perawatan yang Habiskan Uangnya hingga Ratusan Juta, Ini Alasan Penanganan Virus Ini Begitu Mahal!

Pelajaran dari gelombang pertama

Dari penularan virus dan wabah yang terjadi di gelombang pertama, masyarakat dunia dan berbagai pihak terkait bisa belajar apa saja yang bisa dilakukan dan efektif untuk mencegah penularan.

Beberapa di antaranya adalah pentingnya penggunaan masker wajah dan kapasitas pengujian dan sistem pelacakan yang tinggi.

Profesor Kesehatan Masyarakat di Otago University, Wellington, Michael Baker menyebut hal lain yang juga tak kalah penting adalah dikembangkannya ilmu pengetahuan, keberadaan pemimpin yang baik, pemimpin yang bisa cepat tanggap menangani pandemi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judulNegara Mana di Asia yang Berpotensi Hadapi Gelombang Kedua Virus Corona?

Editor : Hinggar

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya