Bak Angin Segar Kini Rupiah Makin Menguat Jadi Rp 14.000, BI Klaim Kepercayaan Investor Sudah Pulih

Kamis, 04 Juni 2020 | 22:00
Tribunnews

(Ilustrasi) Bak Angin Segar Kini Rupiah Makin Menguat Jadi Rp 14.000, BI Klaim Kepercayaan Investor Sudah Pulih

GridStar.ID - Selama pandemi virus corona, tak sedikit negara yang kesulitan akibat ekonomi yang porak-poranda.

Namun, baru-baru ini ada angin segar soal mata uang rupiah yang kini menguat.

Bak angin segar, PSBB di sejumlah wilayah juga dilonggarkan dengan banyak aturan terkait covid-19 demi perlahan memulihkan ekonomi.

Baca Juga: Surabaya Menghitam Pekat 4 Hari Terakhir, Terkuak Biang Kerok Jumlah Pasien Positif Corona di Kota Pahlawan Melonjak Tajam, Masihkah Ada Harapan?

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp 14.095 per dollar AS, naik sekitar 2,22 persen atau 320 poin dibanding penutupan perdagangan hari sebelumnya, yakni Rp 14.416 per dollar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan, penguatan rupiah yang terbilang cukup signifikan sebenarnya ditopang oleh faktor global dan domestik.

Di pasar keuangan global, nilai tukar dollar AS semakin melemah dipicu oleh 3 hal. Mulai dari ekonomi dunia yang berangsur pulih hingga adanya demo massa di AS.

Baca Juga: Baru Saja Bernapas Lega Perjuangannya Perangi Wabah Corona Berbuah Manis, Ridwan Kamil Harus Elus Dada dengan Kelakuan Warga Jawa Barat, Ada Apa?

Pertama, optimisme terhadap pemulihan ekonomi dunia menguat sejalan dengan dibukanya kembali kegiatan ekonomi di berbagai negara.

"Kedua, suku bunga simpanan US Dollar saat ini sangat rendah mendekati nol persen, bahkan banyak imbal hasil obligasi negara di sejumlah negara maju sudan negatif. Ketiga, meluasnya demo di seluruh Amerika," kata Nanang kepada awak media, Rabu (3/6/2020).

Sementara dari sisi domestik, investor global mulai mencari kembali instrumen pasar dengan imbal hasil tinggi, karena imbal hasil dalam dollar AS dan sejumlah mata uang negara maju sudah sangat rendah.

Baca Juga: Pontang-panting Urus Wabah Corona di Ujung Masa Jabatannya, Tri Rismaharani Berpamitan pada Warga Surabaya dan Akui Belum Rencanakan Masa Depannya Usai Lepas Jabatan Walikota

Alhasil, para investor itu masuk kembali ke RI mengingat RI menawarkan persentase imbal hasil yang menarik, setelah sebelumnya minggat akibat kekhawatiran pandemi Covid-19.

"Tentunya dengan peringkat rating investment grade, yield SBN 10 tahun yang menawarkan imbal hasil 7,5 persen sangat menarik bagi investor global (yield hunting). Apalagi baru saja India menawarkan credit ratingnya di-downgrade," papar Nanang.

Sebagai informasi, kembali tumbuhnya kepercayaan investor kepada RI terlihat pada lelang Surat Berharga Negara ( SBN) pada Selasa lalu.

Baca Juga: Komunikasi dengan Alam Ghaib, Paranormal Kejawen Ini Sampaikan Teguran Keras Leluhur, Tradisi Lama Ini Mulai Ditinggalkan bak Jadi Penyebab Mudahnya Corona Mewabah!

Pada lelang itu, terjadi penawaran masuk hingga Rp 105 triliun, merupakan yang tertinggi sejak 28 Februari 2020. Sekitar 30 persen dari incoming bid tersebut berasal dari investor asing.

Investor asing yang tidak memperoleh dari lelang perdana, akhirnya masuk ke pasar sekunder pada hari ini.

Tak heran, yield SBN 10 tahun tembus di bawah 7 persen hari ini dan ditutup di angka 6,98 persen.

"Akhirnya, pasokan valas dari bank-bank luar negeri yang terkait dengan inflows ke SBN tersebut mendorong Rupiah menguat hari ini ke level Rp 14.050," pungkas Nanang. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rupiah Menguat ke Kisaran Rp 14.000, BI: Kepercayaan Investor Pulih

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya