Amerika Serikat Memanas dengan Meninggalnya George Floyd, Terungkap Sang Polisi dan Pria yang Ditangkapnya Pernah Bekerja Bersama di Sebuah Kelab

Sabtu, 30 Mei 2020 | 11:30
kompas.com

Amerika Serikat Memanas dengan Meninggalnya George Floyd, Terungkap Sang Polisi dan Pria yang Ditangkapnya Pernah Bekerja Bersama di Sebuah Kelab

GridStar.ID - Amerika Serikat kembali memanas setelah seorang polisi menewaskan seorang pria bernama George Floyd.

George meninggal setelah polisi bernama Derek Chauvin menginjak leher pria tersebut dengan lututnya.

Diketahui George Floyd merupakan pria kulit hitam Afrika Amerika yang ditangkap karena tuduhan ringan, yaitu membelanjakan barang swalayan dengan uang palsu.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Saksi dalam Kasus Pemerkosaan dan Pembunuhan, Burung Beo Bersaksi di Pengadilan Lantaran Tirukan Perkataan Detik-detik Terakhir Sebelum Seorang Perempuan Ditemukan Tewas

Peristiwa itu terjadi pada Senin (25/05) lalu, dan videonya sempat viral di media sosial.George juga sempat merintih saat sang polisi menahannya.

"Lututmu di leherku, aku tidak bisa bernapas, mama... mama...," kata George Floyd.

Rupanya George dan sang polisi yang menangkapnya pernah bekerja bersama di sebuah kelab.

Baca Juga: Masih Ingat Remaja Bunuh Bocah di Sawah Besar? Kini Gadis Itu Dikabarkan Hamil 3,5 Bulan, Pelakunya 3 Orang dan Kerabat Dekat

Maya Santamaria yang pernah merekrut Chauvin mengungkapkan bahwa pria tersebut pernah bekerja di kelabnya.

"Chauvin merupakan polisi diluar tugas dinasnya bersama dengan kami selama hampir 17 tahun kami membuka (bisnis)," Maya Santamaria mengatakan kepada KSTP-TV.

Namun ia tak yakin bahwa keduanya pernah bekerja bersama, karena petugas keamanan yang ada di sana cukup banyak.

Baca Juga: Tega Bunuh Keluarga Sendiri dan Disangka Punya Ilmu Hitam, Polisi Ungkap Motif Pelaku, Nasib Warga Sekitar yang Disandera Memprihatinkan!

"Mereka pernah bekerja bersama dalam satu waktu, tapi Chauvin bekerja di luar, sementara para satpam (Floyd) di dalam."

Santamaria menyampaikan bahwa Chauvin merupakan polisi yang mudah emosi dan bereaksi berlebihan dalam menghadapi sesuatu.

"Dia kadang mudah marah dan tampak tegang," ungkapnya.

Baca Juga: Akibat Beri Like di Facebook, Seorang Pria di Jambi Ditangkap, Kasus Pembunuhan Siswi SMP Dua Bulan Lalu Akhirnya Terkuak

"Ketika ada perkelahian, dia menggunakan alat pukul dan semprotan lada kepada semua orang meski hal itu menurut saya tidak diperlukan."

Santamaria menyampaikan peristiwa ini akan berbeda jika keduanya menyadari pernah menjadi rekan kerja di sebuah kelab.

"Bagaimana jika dia (Chauvin) berkata, 'Hey, Bung, kita pernah bekerja di tempat Maya bersama, ingat aku?" begitu ungkap Santamaria.

Baca Juga: 3 Kali Mimpi Lihat Ka'bah, Pesohor Ini Putuskan Jadi Mualaf Usai Terlibat Aksi Pembunuhan Kejam Kekasihnya Bersama Ibunya Sendiri hingga Buat Dirinya Dibui Belasan Tahun saat Kariernya Meroket

Floyd sendiri pindah ke Mineapolis dari Houston sekitar tahun 2014.

Ia sempat menghabiskan waktu selama 5 tahun di penjara karena perampokan sebuah rumah.

Floyd juga pernah bekerja sebagai penjaga pintu di sebuah restoran, the Conga Latin Bistro.

Baca Juga: 4 Tahun Berlalu Kasus Pembunuhan Berencana yang Renggut Nyawa Sahabatnya Sendiri dengan Kopi Sianida, Jessica Wongso Dikabarkan Berubah Drastis dan Lakukan Kebiasaan Ini hingga Bikin Pengacaranya Elus Dada

Kejadian ini membuat negeri Paman Sam tersebut memanas, bahkan masyarakat yang marah melakukan demonstrasi di berbagai tempat.

Tak hanya melakukan demonstrasi, massa juga merusak berbagai fasilitas umum hingga pos polisi setempat.

Kini Chauvin dipecat dari pekerjaannya sebagai polisi. (*)

Tag

Editor : Hinggar

Sumber kompas