GridStar.ID - Baru-baru ini Pemerintah Thailand mengumumkan kabar baik soal rencana pembuatan vaksin corona.
Hal ini diumumkan peneliti asal Universitas Chulalongkorn Bangkok usai berhasil menguji coba pada tikus.
Vaksin ini disebutnya bisa menghemat biaya dan diakses untuk wilayah Asia Tenggara.
"Kami tidak bertujuan menghasilkan uang.
Ini bukan masalah uang tetapi masalah aksesibilitas," kata Direktur pengembangan vaksin virus corona Kiat Ruxrungtham seperti dikutip Reuters, Senin (25/05).
Kiat dan timnya telah bermitra dengan para ilmuwan dan perusahaan biotek di Amerika Utara.
Uji coba vaksin dilakukan terhadap monyet
Pada Sabtu (23/05), uji coba Thailand terhadap vaksin dilakukan terhadap monyet dimulai. Itu salah satu dari setidaknya 100 vaksin potensial dalam pekerjaan di seluruh dunia.
Dilansir VOA, Senin (25/05), Direktur Pusat Penelitian Primata Nasional Thailand, Suchinda Malaivitjitnond mengatakan, suntikan vaksin diberikan kepada 13 monyet.
Dia juga berharap vaksin "buatan Thailand" akan lebih murah daripada obat Eropa atau Amerika.
Mereka ingin memproduksi vaksin secara massal di Thailand dengan harga yang lebih terjangkau di sana dan negara sekitar seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Myanmar.
Dia mengatakan, penting untuk tidak hanya mengandalkan ekonomi utama untuk mengembangkan dan memproduksi vaksin virus corona.
Kiat juga mempertanyakan jika nanti vaksin telah ditemukan di negara lain, apakah fasilitas manufaktur bisa menghasilkan jutaan bahkan milyaran dosis.
Oleh karena itu, negara kecil seperti Thailand dan sekitarnya, menurut Kiat, perlu melangkah dan membuat vaksin sendiri. Hal itu akan mencegah kekurangan pasokan secara global.
Menurut WHO saat ini ada lebih dari 100 kandidat vaksin dengan berbagai tahap perkembangan di seluruh dunia. Setidaknya delapan di antaranya dalam uji klinis dengan manusia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Thailand Akan Produksi Vaksin Murah, Bisa Diakses Asia Tenggara