DPR Setuju Cerak Uang Rp600 Triliun, Klaim Lebih Menguntungkan Ketimbang Menambah Utang, Tapi Risikonya...

Kamis, 14 Mei 2020 | 22:00
Kompas.com

(Ilustrasi) DPR Setuju Cerak Uang Rp600 Triliun, Klaim Lebih Menguntungkan Ketimbang Menambah Utang, Tapi Risikonya...

GridStar.ID- Di tengah wabah virus corona, Badan Anggaran DPR RI memberi usulan pada pemerintah dan Bank Indonesia ( BI) untuk mencetak uang hingga Rp 600 triliun.

Hal ini digadang-gadang bisa memberikan penyelamatan bagi perekonomian Indonesia.

Seperti diketahui, kegiatan ekonomi menjadi lumpuh di seantero dunia akibat covid-19.

Baca Juga: Pasar Rencana Mulai Dibuka Juni Jika Tak Ada Gelombang 2 Corona, Analis : Pembukaan Aktivitas Ekonomi Buat Rupiah Menguat

Wacana cetak uang baru dilontarkan setelah melihat defisit APBN yang melebar di atas 5 persen dari sebelumnya hanya 1,75 persen.

DPR bilang, cetak uang baru, lebih menguntungkan ketimbang menambah utang.

Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut buka suara menyikapi anggota dewan yang ngotot agar pemerintah dan BI merealisasikan wacana mencetak rupiah lebih banyak.

Baca Juga: Aji Mumpung Tawarkan APD Seharga 1 Juta Rupiah, Perusahaan Ternama Kena Amuk Ganjar Pranowo Sampai Singgung Tak Punya Rasa Cinta Tanah Air: Saya Cabut Izinnya!

Dia mempertanyakan motivasi di balik wacana tersebut.

"Ini harus diperhitungkan. Mukhamad Misbakhun (Fraksi Golkar) sudah berhasil meyakinkan internal Golkar. Apalagi ia juga telah berhasil meyakinkan fraksi-fraksi lain di DPR. DPR sudah bulat di belakangnya," kata Dahlan dikutip daridisway.id,Rabu (13/5/2020).

Meski fraksi-fraksi mayoritas di DPR sudah mendukung wacana tersebut, mereka masih harus berhadapan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur BI Perry Warjiyo.

Baca Juga: Bak Penebus Dosa dari Kasus Ikan Asin, Pablo Benua dan Rey Utami Salurkan Bantuan 1 Miliar Rupiah, Terungkap Alasan Penulisan Nominal Bantuan Bagi Masyarakat Terdampak Corona

Kedua birokrat tersebut, sudah sejak awal menyatakan keberatan Indonesia mencetak lebih banyak rupiah.

"Tapi DPR sudah sangat bulat ke arah cetak uang. Saya tidak tahu siapa anggota DPR di fraksi lain yang bisa mengimbangi kepintaran Misbakhun, dalam pembahasan di internal DPR itu. Kok begitu mulusnya," ucap Dahlan.

"Saya tidak bisa membayangkan apakah terjadi dialog yang ilmiah di forum DPR saat itu. Sebelum akhirnya mereka bulat mendukung ide cetak uang dari Golkar itu," kata dia lagi.

Baca Juga: Bak Angin Segar bagi Indonesia Usai Pandemi Corona Berakhir, Hutang Rp 43 Ribu Triliun Menanti Amerika, Begini Nasib Rupiah ke Depan di Tengah Krisisnya Ekonomi Paman Sam!

Dahlan mempertanyakan alasan di balik DPR yang terus meminta pemerintah dan BI mencetak uang lebih banyak.

Anggota parlemen yang paling disorotinya yaitu Misbakhun.

"Misbakhun sudah pada puncak pemikirannya, cetak uang sebagai sapu jagatnya. Ia mengaku sudah mendalami pilihan-pilihan lain. Semuanya jelek dan lebih jelek," jelas mantan Dirut PLN ini.

Baca Juga: Jadi Janda Tajir Melintir Setelah Dicerai Dipo Latief, Nikita Mirzani Berikan Hadiah Mobil Mewah Rp 6 Miliar dan 500 Bingkisan Sembako di Hari Ulang Tahun 1 Tahun Arkana: Biar Sombong Aja!

Misalnya soal inflasi itu. Menurut Dahlan, Misbakhun tahu persis cetak uang itu akan mengakibatkan inflasi.

Dikatakan Dahlan, Misbakhun percaya kalau skala ekonomi Indonesia saat ini sudah tidak bisa disamakan dengan tahun 1956. Apalagi dengan Zimbabwe.

Pixabay
Pixabay

Ilustrasi uang

Alasan Misbakhun

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, masalah ekonomi Indonesia yang tertekan karena pandemik virus corona tidak bisa diselesaikan dengan cetak uang oleh BI.

Baca Juga: Pernah Kepergok Sedang Layani Pria Hidung Belang, Amel Alvi Ngaku Tak Butuh Sugar Daddy Hanya untuk Perawatan Wajah Hingga Ratusan Juta, Segini Bayaran sang DJ Sekali Manggung

Menurut dia, Indonesia tidak bisa disetarakan dengan Zimbabwe yang selama ini menyelesaikan masalah dengan mencetak uang serta redominasi mata uang.

"Kalau mencetak uang apa nanti enggak seperti Zimbabwe? Size, model, struktur ekonomi dengan Zimbabwe beda. Sistem moneternya beda, sistem politiknya juga beda," ujar Misbakhun, Rabu (6/5/2020).

Ada anggapan jika BI mencetak uang untuk menekan masalah perekonomian Indonesia tidak akan menyebabkan inflasi, hal itu dibantah oleh dirinya.

Baca Juga: Hartanya Tak Habis 7 Turunan, Raffi Ahmad Ternyata Bisa Kantongi Pundi-Pundi Rp 100 Miliar, Hanya dengan Berjualan Keripik Singkong! Begini Caranya

Meskipun dengan cetak uang, lanjut Misbakhun, inflasi masih dapat terukur.

"Kemudian, kalau mencetak uang apakah bakal menyebabkan inflasi? Iya. Saya tahu, tapi inflasinya bisa terukur. Kalau dibutuhkan salurannya ke APBN dia akan menjadi jaring pengaman sosial sehingga dia akan menumbuhkan daya beli," kata dia.

Sebelumnya, Badan Anggaran DPR RI mengusulkan ke pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk mencetak uang hingga Rp 600 triliun.

Baca Juga: Jadi Janda Tajir Melintir Setelah Dicerai Dipo Latief, Nikita Mirzani Berikan Hadiah Mobil Mewah Rp 6 Miliar dan 500 Bingkisan Sembako di Hari Ulang Tahun 1 Tahun Arkana: Biar Sombong Aja!

Cetak uang lebih banyak, bertujuan untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari dampak virus corona.

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, juga mendukung wacana yang dilontarkan para wakil rakyat tersebut.

Bahkan menurut versi Gita, uang yang dicetak diusulkan jauh lebih besar, sebanyak Rp 4.000 triliun.

Baca Juga: Berderai Air Mata karena Kelakuan Denny Cagur, Santi Tak Kuasa Beberkan Kekecewaan Terhadap Perangai Suaminya Selama Ini: Kontrol Emosi!

Wacana cetak uang baru dilontarkan setelah melihat defisit APBN yang melebar di atas 5 persen dari sebelumnya hanya 1,75 persen.

Gita yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Pertimbangan Kadin itu berpendapat, BI tak perlu khawatir soal melemahnya rupiah di hadapan mata uang negara lain.

Pasalnya, banyak negara kini mencetak uang untuk mencukupi kebutuhan ekonomi dalam negerinya. Dia juga menepis kekhawatiran banyak pihak adanya moral hazard dalam pencetakan uang.

Menurutnya kunci penting penyaluran uang tersebut ke masyarakat yakni dengan memperketat koordinasi pusat dan daerah dalam menentukan kanalisasi penyaluran bantuan. (Muhammad Idris) (*)

Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul"Dahlan Iskan Heran Alasan DPR Ngotot RI Cetak Uang Rp 600 Triliun"

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Baca Lainnya