Jangan Sepelekan, 5 Gejala Pasien Covid-19 Terlihat Memiliki Ruam di Jari Kaki hingga Perubahan Warna Kulit

Minggu, 10 Mei 2020 | 10:03

iStock

GridStar.ID - Baru-baru ini ilmuwan mengungkapkan adanya studi terbaru soal covid-19.

Sebelumnya, dilaporkan pasien terinfesi virus corona merasakan beberapa gejala seperti batuk, pilek, dan sesak napas.

Namun, sejumlah ahli menemukan beberapa gejala tak biasa pada pasien corona baru-baru ini, apa saja?

Baca Juga: Penelitian Asal Singapura Beberkan Berakhirnya Wabah Virus Corona di Indonesia Tidak Sesuai dengan Prediksi Awal yang Sebut Bulan Juli, Lalu Kapan?

1. Ruam di jari kaki

Beberapa negara melaporkan adanya ruam pada jari-jari kaki pasien Covid-19, menyerupai chilblains, dalam banyak kasus tidak disertai oleh gejala virus yang biasa. Kondisi ini kemudian dijuluki "covid toe". Ruam dapat berbentuk lesi merah atau ungu. Terlepas dari namanya, kondisi ini dapat ditemukan pada sisi atau telapak kaki, atau bahkan pada tangan dan jari. The European Journal of Pediatric Dermatology melaporkan, kasus ini banyak ditemukan pada anak-anak dan remaja di Italia. Disebutkan bahwa gejala ini tidak seperti ruam lain yang terkait dengan virus corona, dan kondisi yang belum pernah ditemukan sebelumnya.

Baca Juga: Pasien Virus Corona Bisa Alami 5 Gejala Tak Biasa Ini, Mulai Dari Ruam di Kaki hingga Kesemutan

2. Konjungtivis atau mata merah muda

Konjungtivitis adalah gejala yang jarang terjadi pada kasus Covid-19, dengan partikel virus ditemukan dalam air mata. Menurut Royal College of Ophthalmologists dan College of Optometrists di Inggris, infeksi saluran pernapasan atas dapat meyebabkan konjungtivitis virus sebagai komplikasi sekunder, dan kondisi ini juga terjadi pada Covid-19. Namun, tidak mungkin bahwa seseorang muncul dengan konjungtivitis virus sekunder untuk Covid-19 tanpa gejala demam atau batuk terus-menerus. Sebab, gejala konjungtivitis tampaknya merupakan kondisi yang terlambat muncul.

Baca Juga: Vaksin Corona Masih Belum Ditemukan, Ini 47 Obat Lama yang Jadi Penelitian Ilmuwan Sebagai Obat Covid-19, Apa Hasilnya?

3. Livedo atau nekrosis

Sebuah studi Spanyol peer-review, yang diterbitkan dalam British Journal of Dermatology pada pekan lalu, menemukan bahwa 6 persen dari 375 kasus virus corona yang diperiksa melibatkan nekrosis yaitu matinya jaringan tubuh karena kurangnya suplai darah, atau livo, dan perubahan warna kulit. Pada kondisi ini, kulit dapat menjadi belang-belang dan memiliki bagian berwarna ungu atau merah, yang mungkin muncul dalam pola seperti renda. Menurut studi tersebut, kasus ini ditemukan pada pasien yang lebih tua dengan kasus Covid-19 yang lebih parah. Namun, temuan ini tidak konsisten dan nekrosis juga ditemukan pada beberapa orang dengan gejala virus corona yang tidak memerlukan rawat inap.

Baca Juga: Studi Menyebutkan Virus Corona Juga Bisa Bertahan di Air Mani Seseorang yang Terinfeksi, Adakah Kemungkinan Infeksi Secara Seksual? Ini Penjelasannya!

4. Pusing/Sakit Kepala

Sebuah penelitian terhadap 214 pasien di China, yang diterbitkan dalam Jama Neurology, April 2020, menemukan bahwa lebih dari sepertiga kasus pasien positif virus corona mengalami gejala neurologis seperti pusing atau sakit kepala. Gejala ini meningkat menjadi 45,5 persen pada pasien parah infeksi virus corona. Merespons temuan itu, profesor virologi Prof Ian Jones mengatakan, kondisi ini umumnya bukan disebabkan oleh virus corona. Saat ini, komplikasi neurologis mungkin dianggap sebagai konsekuensi dari keparahan penyakit Covid-19 ketimbang masalah baru lainnya.

Baca Juga: Kabar Gembira Penangkal Covid-19 Ditemukan, Kementan Luncurkan Antivirus Corona dengan Bahan Alami ini, Syahrul Yasin: Hasilnya Sangat Baik!

5. Sensasi Kesemutan

Beberapa pasien Covid-19 mengeluh mengalami kesemutan, mendesis, atau bahkan seperti terbakar. Direktur pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit Mount Sinai, New York, Dr Waleed Javaid mengatakan, kemungkinan respons kekebalan pasien terhadap Covid-19 yang menyebabkan munculnya sensasi seperti itu. "Ada respons imun luas yang terjadi. Sel-sel kekebalan tubuh kita diaktifkan sehingga banyak bahan kimia dilepaskan ke seluruh tubuh kita dan itu dapat hadir atau terasa seperti ada beberapa desis. Ketika respons kekebalan tubuh kita meningkat, orang-orang dapat merasakan sensasi yang berbeda," ujar Javaid kepada Today.com. "Saya telah mendengar pengalaman serupa di masa lalu dengan penyakit lain," lanjut dia. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 5 Gejala Tak Biasa yang Dirasakan Pasien Covid-19, Apa Saja?

Editor : Tiur Kartikawati Renata Sari

Sumber : kompas

Baca Lainnya